Selasa, 21 Februari 2017

Transformation and expression of GUS gene in several tissues of cocoa

Transformasi dan Ekspresi Gen GUS pada Beberapa Jaringan Tanaman Kakao
Transformation and expression of GUS gene in several tissues of cocoa

Moch. Agus Krisno Budiyanto, Rian Adi Pranata
Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Email: rian_adipranata@gmail.com
Jl. Tlogomas 246 Malang Telp 464318

Abstract
The problem of pod borer pest in cocoa plantation in Indonesia and the advantages of genetic engineering in plant genetic improvement have led to the development of DNA transformation system in cocoa. Tissue culture technique for cocoa faces some problem, mainly in plant regeneration and possibility of somaclonal variation. This research aims at developing a method for DNA transformation into cocoa cells. Several factors that may affect transformation were studied. Preculture treatment before inoculation of cocoa explant did not increase transformation efficiency. To obtain the most suitable explant fot the transformation as well as regeneration, fresh explants of leaves, petals, and zygotic embryos were tested. Of those fresh explants, the zygotic embryos, and petals could be transformed and expressed the reporter gene. In addition, the use of the zygotic embryos is predicted to minimize the occurrence of somaclonal variations.
Key word:DNA Transformation, GUS, Agrobacterium

Abstrak
Masalah hama penggerek buah pada perkebunan kakao di Indonesia dan keunggulan rekayasa genetik dalam perbaikan genetik tanaman telah mendorong dikembangkannya metode transformasi DNA ke dalam tanaman tersebut. Teknik kultur jaringan tanaman kakao yang diperlukan dalam usaha tersebut menghadapi kendala pada rendahnya tingkat regenerasi dan kemungkinan terjadinya variasi somaklonal. Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan metode transformasi DNA pada sel tanaman kakao. Beberapa factor yang berpengaruh telah dikaji. Perlakuan prakultur terhadap eksplan kakao sebelum inokulasi tidak meningkatkan effisiensi transformasi. Untuk mendapatkan sumber eksplan yang paling sesuai dalam transformasi DNA dan regenerasi tanaman kakao transgenik nantinya, telah dicoba beberapa jaringan segar. Dari jaringan segar tersebut, jaringan embrio zigotik dan kelopak bunga dapat dimasuki dan mengekspresikan secara transien gen reporter GUS dengan baik. Pemakaian jaringan embrio zigotik diperkirakan dapat mengatasi masalah regenerasi pada kultur jaringan tanaman kakao dan variasi somaklonal.
Kata kunci:DNA Transformation, GUS, Agrobacterium





PENDAHULUAN
Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah mela- hirkan revolusi baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang dikenal sebagai revolusi gen. Produk teknologi tersebut berupa organisme transgenik atau orga- nisme hasil modifikasi genetic tersebut.
            Perbaikan sifat tanaman kakao melalui pumuliaan konvensional menghadapi kendala sempitnya keragaman genetik dan lamanya siklus seleksi. Sifat-sifat unggul yang diminati umumnya tidak dimiliki oleh tetua-tetua tanaman kakao yang digunakan dalam penyilangan. Selain itu, masa praproduktif yang panjang menyebabkan lamanya siklus seleksi.
            Rekayasa genetik yang tidak dibatasi oleh kompatibilitas seksual diperkirakan dapat mengatasi masalah sempitnya keragaman sumber daya genetik. Gen yang membawa sifat unggul yang diminati dapat berasal dari berbagai sumber. Selain itu, terjadi pemindahan sifat yang dibawa oleh gen tersebut dapat diperkirakan secara molekuler pada tingkat sel. Dengan demikian proses seleksi dapat berlangsung lebih efisien, karena hanya sel atau tanaman yang membawa dan atau mengekspresikan transgen saja yang perlu dikembangbiakkan.
Metode transformasi genetik pada tanaman dengan perantaraan  Agrobacterium tumefaciens merupakan metode yang umumnya digunakan untuk mengintroduksi  gen asing ke dalam genom tanaman.Keberhasilan transformasi genetik tanaman  ditandai dengan integrasi, ekspresi dan stabilitas gen yang disisipkan dalam tanaman/bagian tanaman beserta keturunannya
            Salah satu masalah yang dihadapi pada rekayasa genetik tanaman kakao adalah berkaitan dengan kultur jaringan tanaman. Meskipun kultur jaringan tanaman kakao di Indonesia telah dimulai lebih dari satu dasawarsa (Tahardi, 1984), hasilnya belum memuaskan (Tahardi dan Mardiana, 1995; Santoso et al.,1997).
            Sistem kultur jaringan yang baik merupakan prasyarat bagi keberhasilan rekayasa genetik tanaman. Transformasi DNA pada sel tanaman kakao dilaporkan oleh beberapa pakar, antara lain Purdy dan Dicstein (1989) yang menginduksi tumor pada biji kakao menggunakan Agrobacterium tumefaciens.

Agrobacterium tumefaciens
            Agrobacterium tumefaciens
adalah bakteri patogen pada tanaman yang banyak digunakan untuk memasukkan gen asing ke dalam sel tanaman untuk menghasilkan suatu tanaman transgenik. Secara alami, A. tumefaciens dapat menginfeksi tanaman dikotiledon melalui bagian tanaman yang terluka sehingga menyebabkan tumor mahkota empedu (crown gall tumor).
            Bakteri yang tergolong ke dalam gram negatif ini memiliki sebuah plasmid besar yang disebut plasmid-Ti yang berisi gen penyandi faktor virulensi penyebab infeksi bakteri ini pada tanaman. Untuk memulai pembentukan tumor, A. Tumefaciens harus menempel terlebih dahulu pada permukaan sel inang dengan memanfaatkan polisakarida asam yang akan digunakan untuk mengkoloniasi/menguasai sel tanaman.


Gambar 1. A. tumefaciens

            Selain tanaman dikotiledon, tanaman monokotiledon seperti jagung, gandum, dan tebu telah digunakan untuk memasukkan sel asing ke dalam genom tanaman. Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri patogen pada tanaman yang banyak digunakan untuk memasukkan gen asing ke dalam sel tanaman untuk menghasilkan suatu tanaman transgenik.
Fenomena ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat Al- Imran ayat 191:

Artinya: (yaitu)orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka(Q.s Al- Imran ayat 191).
Dalam surat  Al-Imran ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang di ciptakan oleh Allah SWT dimuka bumi ini dari hal terkecil sampai hal terbesar mempunyai maksud dan tujuan untuk kehidupan manusia dimuka bumi
(Kimball, J. 2009.).

Transformasi Gen
Transformasi gen adalah proses dimana DNA asing dimasukkan kedalam sel tanaman, dimana para pemulian tanaman dapat memasukkan gen asing kedalam sel atau jaringan tanaman, baik secara langsung maupun tak langsung tanpa merujuk kepada tingkat hubungan genetik atau kompatibelilitas suatu jenis.
Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan konsekuensi logis dari konsep ilmu dalam al- Qur’an yang mengatakan hakekat ilmu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat dari hal yang tidak tahu menjadi tahu salah satunya kloning gen yang dijelaskan dalam firman Allah Surat Al-Baqoroh ayat 151:

Artinya: Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apaapa yang belum kamu ketahui(Q.s Al-Baqoroh ayat 151).
Teknologi pemindahan gen atau transfer gen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Contoh transfer gen secara langsung adalah perlakuan pada protoplas tanaman dengan eletroporasi, penembakan eksplan gen dengan gene gun atau di vortex dengan karbit silikon. 
Teknik pemindahan gen secara tak langsung dilakukan dengan bantuan bakteri Agrobacterium. Dari banyak teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui media vector A. tumefaciens paling sering di gunakan untuk metransformasi tanaman, terutama tanaman kelompok dikotil. Bakteri ini mampu mentransfer gen kedalam genom tanaman melalui eksplan baik yang berupa potongan daun (leaf disc ) atau bagain lain dari jaringan tanaman yang mempunyai potensi beregenerasi tinggi.(Adis.2010.)
 Gambar 2. Transformasi gen

Transfer gen dilakukan melalui A. Tumefaciens. Keberadaan transgen tersebut di dalam jaringan tanaman diuji dengan teknik PCR menggunakan pasangan primer spesifik untuk amplifikasi fragmen DNA di antara batas kanan (RB) dari T-DNA dan ujung 3' dari gen gus. Ekspresi GUS pada eksplan tersebut ditentukan secara histokimiawi.



Gambar 3. Transformasi gen

Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.

Ekspresi Gen
            Ekspresi gen adalah terjadinya proses (1) transkripsi DNA (gen) sehingga menghasilkan hnRNA, (2) RNA Processing sehingga menghasilkan Mrna, (3) Transfer Mrna dari inti ke sitoplasma, dan (4) Translasi mRNA sehingga menghasilkan polipeptida. Pada sejumlah gen tertentu, setelah translasi masih harus melalui proses “Protein Targetting” menuju ke organel, membran atau bahkan keluar sel.
Gambar 4. Ekspresi gen

Ekspresi gen biasanya diasosiasikan dengan proses terjadinya transkripsi yang menghasilkan heteronuclear RNA (hnRNA) atau juga dikenal sebagai transkrip primer,  RNA processing yang menghasilkan mRNA, transfer mRNA dari nukleoplasma menuju ke sitoplasma, dan translasi mRNA sehingga menghasilkan polipeptida sesuai dengan runutan DNA pada coding region mRNA-nya.
Untuk sejumlah polipeptida tertentu, yang gen-nya ada di inti (bagian dari nuclear genome) tetapi proteinnya berfungsi dalam organel (kloroplas atau mitokondria) atau menjadi bagian integral membran sel atau yang dikeluarkan dari sel ke inter-cellular space, maka setelah translasi masih harus melalui satu proses lagi yaitu yang disebut sebagai “protein targetting.” 
  

Gambar 5. Ekspresi gen

Transkripsi adalah proses pertama dalam ekspresi gen. Inisiasi proses transkripsi dilakukan oleh bagian gen yang dikenal sebagai promoter. Proses inisiasi transkripsi merupakan proses yang kompleks, yang melibatkan sejumlah protein dengan fungsi-fungsi tertentu, antara lain: sebagai faktor transkripsi umum (general transcription factor) dan RNA polimerase. Produk yang dihasilkan dari proses transkripsi adalah heteronuclearRNA (hnRNA) atau juga dikenal sebagai transkrip primer. Transkrip primer umumnya merupakan produk antara (intermediate products) yang ada di dalam nukleoplasma dan tidak diakumulasikan di dalam sel tanaman.
Molekul hnRNA (RNA primer) akan mengalami RNA processing di bagian 5′-non coding region (NCR), bagian ekson dan intron, serta bagian 3′-NCR. Di bagian 5′-NCR, akan terjadi penambahan gugus 7-metil G-cap (proses capping), yang fungsinya melindungi ujung 5′ mRNA dari proses degradasi oleh aktivitas ensim RNase (nuclease). Pada bagian ekson dan intron, akan terjadi proses intro splicing dan penggabungan ekson  (exon joining), dan pada bagian 3′ dari RNA akan mengalami proses pemotongan kelebihan runutan nukleotida (RNA trimming) dan penambahan ekor poli-(A) atau poly-A tail. Setelah semua tahapan RNA processing terselesaikan, hasilnya merupakan mature messenger RNA (mRNA).
Mature mRNA yang dihasilkan selanjutnya akan dikeluarkan dari nukleus menuju ke sitoplasma. Keluarnya mRNA ke sitoplasma dilakukan melalui nuclear pore menuju ke sitoplasma untuk sebagian besar mRNA atau ke endoplasmic reticulum (ER) untuk sebagian mRNA yang lain (umumnya yang polipeptidanya perlu mengalami modifikasi, misalnya dengan penambahan gugus senyawa tertentu).  
Mature mRNA pada umumnya ditranslasi di sitoplasma. Bagian 5′-NCR merupakan bagian yang berinteraksi dengan ribosom untuk proses inisiasi translasi. Dalam proses inisiasi translasi, satu sub-unit dari ribosom (large sub-unit) akan melakukan scanningdan mencari codon triplet ATG (start codon). Jika ribosom menemukan codon ATG yang sesuai, maka sub-unit ribosom yang lain (small sub-unit) dan t-RNA yang membawa asam amino metionin akan bergabung dan memulai proses translasi. Satu-per-satu codon triplet pada coding region dari mRNA akan diterjemahkan menjadi asam amino tertentu sehingga terbentuk polipeptida lengkap. Ketika ribosom membaca codon triplet UAG, UGA, atau UAA yang merupakan stop codon, maka proses translasi akan berhenti (selesai).
Untuk sejumlah polipeptida tertentu, yang gen-nya ada di inti (bagian dari nuclear genome) tetapi proteinnya berfungsi dalam organel (kloroplas atau mitokondria) atau menjadi bagian integral membran sel atau yang dikeluarkan dari sel ke inter-cellular space, maka setelah translasi masih harus melalui satu proses lagi yaitu yang disebut sebagai “protein targetting.” Melalui protein targetting, polipeptida akan dikirim ke lokasi yang sesuai menggunakan informasi yang tersimpan dalam signal peptide atau transit peptide. ignal peptide atau transit peptide merupakan atau berfungsi sebagai alamat kemana polipeptida harus dikirimkan.

Kesimpulan
            Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan mikroba dapat menghasilkan tanaman kakao yang lebih baik, melalui bakteri Agrobacterium tumefaciens yang di transformasi ke dalam sel tanaman kakao. Pemakaian jaringan embrio zigotik memberikan harapan dalam regenerasi langsung planlet kakao transgenik.



Daftar Pustaka

Jawet, dkk. 2001. Mikrobiologi kedokteran.Jakarta:Penerbit salemba medica.

Muladno, 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor : Penerbit Pustaka Wirausaha Muda.

Santoso, D., T. Chaidamsari, and A. Budiani. 1997. Perkembangan awal jaring an beberapa tanaman perkebunan setelah transformasi DNA melalui Agrobacterium. Prosiding Seminar PBPI : Surabaya
  
Anggun, 2011. Transformasi Gen Oleh Bakteri Agrobacteri um tumafaciens. http:// anggunhannes.blogspot.comDi akses tanggal 30 Oktober 2012

Anonymous,             2011. Tanaman Tran sgenik. http://pelajaran-jitu.blogspot.com. Di akses tanggal 30 Oktober 2012.

Anonymous, 2012. Transformasi Gen Pada Tumbuhan Oleh Bakteri Agrobacterium tumafaciens. http://www. scribd.com. Di akses tanggal 16 Oktober 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar