BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara
mengenai evolusi manusia dan primata, tidaklah berarti bahwa manusia berasal
dari kera. Dalam menjelaskan mengenai evolusi, terutama mengenai evolusi
manusia kita harus berhati-hati dan dapat bersikap netral. Hal ini berarti
apapun keyakinan kita mengenai asal-usul manusia, kita harus dapat mengemukakan
bagaimana pendapat sekelompok orang dan bagaimana pula mengenai pendapat dari
kelompok yang lain, dan bukan hanya pendapat kita sendiri. Apabila manusia memang
berasal dari kera sekalipun, para ahli evolusi tidak akan dapat membuktikanya.
Jadi dalam membuktikan evolusi kita tidak menggunakan pendekatan metode
pendidikan.
Nenek
moyang primata masa kini barangkali adalah sekelompok insektivora yang relatif
tidak menarik ditinjau dari perspektif kita umat manusia atau berbentuk seperti
shrew pohon. Primata sendiri berarti “yang terutama”, dan hal ini tidak
mengherankan, sebab manusia pastilah menganggap ordo mammalianya sebagai yang
terpenting. Begitu juga halnya dengan jika kelinci yang menyusun taksonomi,
lagomorpha akan dijadikan primata. Primata tampaknya telah mengalami suatu
evolusi pada awal mulanya untuk mengembangkan jari tidak terspesialisasi yang
amat baik untuk kehidupan arboreal. Perubahan dalam pengelihatan, modifikasi
pelvis, perilaku, dan perkembangan orak terjadi. Dan pada primata modern,
termasuk kita, terlihat bahwa ciri hidup terestrial dan bukannya arboreal
menandakan modernisasi primata.
Banyak
mamalia, misalnya paus, telah memodifikasi susunan lima-jari aslinya di ujung
tungkai depan menjadi struktur-struktur terspesialisasi. Misalnya saja pada
sirip (flipper) pada paus dan lumba-lumba. Pada kuda, kelima jari telah
menjadi satu jari tunggal dengan kukunya. Pada primata, semua jari tetap ada
dan meneruskan susunan-bersendi dari struktur reptil yang primitif.
Evolusi
primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang “cukup lengkap”.
Teori evolusi yang hanya didasarkan atas adanya fosil tidak pernah dapat
menerangkan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu
untuk mempelajari evolusi suatu organism, biasanya para ahli menggunakan data
organisme yang masih hidup hingga kini. Dalam hal ini, yang dilakukan para ahli
ialah melihat perubahan struktur dari organisme-organisme yang paling erat
kekerabatan dengan organisme sasaran yang diteliti. Dengan mengaitkan
perubahan-perubahan suatu ciri, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai apa yang
terjadi dimasa silam. Dalam hal ini, untuk menjelaskan evolusi manusia,
digunakan pendekatan pada golongan primata.
Kita
yang hidup pada masa sekarang tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti
mengenai apa yang terjadi dimasa lalu. Oleh karena itu, digunakan data
fosil dan data organisme yang hidup pada masa kini. Bukti yang digunakan untuk
mempelajari perubahan akan tinjauan dari banyak segi, yang dapat memberikan
banyak petunjuk mengenai apa yang terjadi dimasa lalu. Suatu sifat akan
berevolusi sesuai dengan perkembangan waktu dan tempat. Dengan menggunakan
fosil dan organisme aktuil mempunyai semua sifat terevolusi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian evolusi primata?
2.
Bagaimanakah
perkembangan primata primitif ke primata maju?
3.
Apa sajakah
jenis-jenis makhuk pra-Homo Sapiens?
4.
Apa sajakah
tahapan-tahapan pada zaman pra-homo sapiens?
1.3
Tujuan
Penulisan
2.
Untuk
mengetahui definisi evolusi primate.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan primata primitif ke primata maju.
4.
Dapat
menyebutkan jenis-jenis makhluk pra-Homo Sapiens.
5.
Dapat
menyebutkan tahapam-tahapan pada zaman pra-Homo sapiens.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evolusi Primata
Evolusi
primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang “cukup lengkap”.
Teori evolusi yang hanya didasarkan atas adanya fosil tidak pernah dapat
menerangkan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Oleh karena itu
untuk mempelajari evolusi suatu organisme, biasanya para ahli menggunakan data
suatu organisme yang masih hidup hingga kini. Dalam hal ini, yang dilakukan
para ahli ialah melihat perubahan stuktur dari organisme-organisme yang paling
erat hubungan kekerabatan dengan organisme sasaran yang diteliti. Dengan
mengaitkan perubahan-perubahan suatu ciri, maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai apa yang terjadi pada masa silam. Dalam hal ini, digunakan pendekatan
pada golongan primata.
Salah
satu definisi evolusi adalah merupakan suatu ilmu yang mempelajari perubahan
yang berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Pada
dasarnya evolusi tidak untuk membuktikan apakah suatu jenis berasal dari jenis
yang lain. Memang menurut Darwin, suatu organisme berasal dari organisme lain.
Tetapi pembuktian bahwa sustu jenis berasal dari jenis yang lain tidak pernah
dapat dibuktikan. Yang dipelajari dalam evolusi adalah proses perubahannya.
Primata
muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu seiring dengan punahnya dinosaurus.
Setidaknya, itulah fosil tertua yang pernah ditemukan dari primata. Sekarang,
ordo primata dibagi menjadi dua sub ordo, yakni Prosimian (meliputi
lemur, tarsius, dll) dan Antropoid (kera, monyet, manusia). Prosimian
yang dahulu mendominasi primata, sekarang semakin tersingkir dan akhirnya
menjadi endemik beberapa daerah seperti Madagaskar. Dengan pemisahan garis
filogenetik, maka cabang dari Anthropoidea ada 3: monyet, kera, dan Hominid
(manusia). Monyet pertama muncul kira-kira 50 juta tahun lalu. Awal mulanya,
monyet dunia baru muncul dari cabang primata kuno, dan belakangan monyet dunia
lama berevolusi sebagai garis keturunan terpisah. Garis keturunan yang tersisa
setelah pemisahan monyet disebut garis Hominoid.
George
Gaylord Simpson menyarankan pengelompokan garis itu ke superfamilia Hominoidea.
Pengelompokan itu mencakup: Hylobatidae (kera kecil), Pongidae
(kera besar), Hominidae (manusia). Namun, belakangan ini para taksonom
cenderung tidak membedakan lagi antara kera kecil dan kera besar. Kera kecil
mencakup siamang alias gibbon dan kerabatnya. Kera besar contohnya gorila,
simpanse, dan orangutan. Simpanse punya 2 spesies dan beberapa subspesies
(masih kontroversi), sementara itu orangutan dan gorila hanya punya 1 spesies, namun
orangutan punya 2 spesies: P. pygmaeus pygmaeus, dan P. pygmaeus
abelli. Manusia modern juga hanya memiliki 1 spesies, yakni Homo sapiens.
Fosil kera primitif yang pernah ditemukan kira-kira berusia 35 juta tahun dan
dinamakan Aegyptopithecus, yakni “kera fajar”. Karena itu merupakan
garis keturunan hominoid, maka kera tersebut adalah nenek moyang bersama kera
dan manusia. Divergensi antara kera purba dan manusia diduga terjadi sekitar 7
atau 8 tahun yang lalu.
Awal
mulanya, primata mengadaptasikan kehidupan arboreal. Sendi bahu yang sangat
fleksibel pada monyet dan kera memudahkan mereka untuk berayun-ayun dari pohon
yang satu ke pohon yang lain. Tipe lokomosi seperti itu disebut brachiasi (dari
kata Latin brachia/brachium untuk lengan). Pengemukanya adalah Sir Arthur
Keith,yang menyadari keuntungan lokomosi itu di hutan. Modifikasi lainnya
adalah pergeseran mata ke tengah wajah, sehingga citra dari kedua mata dapat
menumpuk ditengah dan menghasilkan citra yang lebih baik. Kebanyakan primata
memiliki pegangan tangan dan kaki yang kuat dan fleksibel. Namun, kemampuan itu
telah tereduksi hampir seratus persen pada primata bipedal yang plantigrad,
seperti umat manusia.
Akan
tetapi, hampir semua primata dari yang paling kuno sampai yang paling baru
sekalipun, memiliki tangan dengan ibu jari yang dapat berputar. Hal ini sangat
menguntungkan bukan saja untuk memegang objek, namun melakukan manipulasi dan
modifikasi lingkungan. Apalagi, dengan perkembangan neokorteks (cerebrum) yang
amat pesat, hal ini memberikan jalan lapang untuk perkembangannya. Tangan yang
telah “terbebaskan” dari peralihan cara hidup dari arboreal ke non arboreal
nampaknya telah banyak berperan dalam komunikasi yang lebih baik diantara
spesiesnya, dan karena itu mendorong perkembangan interaksi kelompok,
berbicara, dan akhirnya: penciptaan budaya.
Kita
yang hidup pada masa sekarang tidak pernah dapat mengetahui dengan pasti
mengenai apa yang terjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, digunakan data fosil
dan data dari organisme yang hidup pada masa kini. Bukti yang digunakan untuk
mempelajari perubahan akan ditinjau dari banyak segi, yang dapat memberikan
petunjuk mengenai apa yang terjadi peda masa lalu. Suatu sifat akan berevolusi
sesusia dengan perkembangan waktu dan tempat. Dengan menggunakan data fosil dan
organisme aktual
mempunyai semua sifat terevolusi. Analisis yang dilakukan pada primata
primitive sampai dengan primata yang maju, yakni manusia memberikan
gambaran sebagai berikut:
2.1.1 Perkembangan
Primata Primitif ke Primata Maju
· Hubungan
antara tulang vertebrata
dan tengkorak mengalami perubahan yang berangsur-angsur menuju titik berat
tengkorak. Mula-mula hubungan ini terdapat dibagian tepi menjadi tepat berada
di bawah. Perubahan ini diikuti dengan perubahan cara berjalan dari empat kaki
menjadi dua kaki. Sejalan dengan perubahan ini, maka otot leherpun menjadi
lebih lemah, seadngkan panggul menjadi lebih penting dan kuat. Bentuk tengkorak
yang memanjang dengan rahang besar, gigi yang kuat dan membentuk moncong
menjadi bertambah pendek. Rongga hidung yang besar sekarang menjadi jauh lebih
kecil.
· Bola
mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang yang meliputinya. Tetapi
pada kera dan manusia, mata sudah sepenuhnya
ter-lindung. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi organ yang sangat penting.
Selain itu, dapat pula dilihat bahwa mata ynag menghadap ke samping, menjadi
berangsur-angsur menghadap ke depan. Penglihatanpun berubah dari dua dimensi
menjadi tiga dimensi, dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih
untuk membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua spectrum
warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam hari menjadi siang
hari. Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat makan diantara
ranting-ranting pohon, dan untuk menyelinap dengan mudah diantara hutan.
· Ujung
jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Hal ini terlihat bahwa
tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut mempunyai kuku yang tebal
dan akhirnya manusia mempunyai kuku yang tipis. Cakar mula-mula digunakan untuk
mengais mencari makan. Dengan berubahnya cara hidup dari hidup di tanah menjadi
kehidupan arboreal, maka cakar menjadi mengganggu kemapuan bergerak dengan
cepat di atas pohon.kehidupan arboreal lebih membutuhkan kemampuan untuk
me-megang. Dengan demikian, terjadi pula perubahan cara memegang dengan
terbentuknya ibu jari dengan persendiaan yang lain daripada jari-jari yang
lain. Hal ini erat kaitannya dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru
di muka bumi. Cakar perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah
dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari
telapak tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan untuk memegang yang
terlihat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan pada kera Amerika
Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.
· Kehidupan
arboreal menyebabkan fungsi tangan lebih penting daripada kaki. Hal ini
terlihat pada bangsa kerayang memilki tangan yang lebih panjang dan lebih kuat
daripada kaki. Struktur ini penting untuk dapat berayun-ayun dan berpindah
tempat. Dengan berubahnya permukaan bumi, maka jumlah hutan menjadi semakin
sedikit. Selain itu, ditemukan primata besar yang tidak dapat ditunjang oleh
hutan. Dengan demikian, primata mulai turun ke permukaan bumi. Akibatnya tangan
menjadi kurang diperlukan sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar mangsa dan
menghindarkan diri dari predator.
· Volume
otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat nyata terlihat pada golongan
kera-manuasia. Australopithecus hanya mempunyai volume otak 600 cc,
sedangkan manusia modern sekitar dua kali lebih besar. Data fosil menunjukkan
bahwa fosil manusia lainnya mempunyai kisaran antara keduanya. Perubahan volume
otak dapat pula dilihat pada perubahan dahi.
2.1.2 Data Fosil
Evolusi Primata
Bermacam-macam
fosil primata seperti Mesopithecus, Miopithecus,dan Aegyptophitecus
dari lapisan Oligosen; Parapithecus, Propliopithecus yang berbentuk
seperti bajing, diperkirakan tidak mempunyai hubungan kekerabatan yang cukup
dengan manusia. Fosil primata yang paling tua dan masih termasuk famili
Homonidae adalah Dryopithecus, Limnopithecus, Brahmapithecus, Sivapithecus,
Pliopithecus, Oreopithecus, dan Proconsul yang dikenal sejak zaman
Miosen.
Dryopithecus dianggap
berkerabat dengan bangsa beruk dan kera, sedangkan Proconsul, merupakan
fosil Homidid tertua yang diduga berkerabat dengan gorilla dan simpanse. Fosil Brahmapithecus,
dan Sivapithecus belum diketahaui kerabat dekatnya. Kemudian kita
mengenal fosil Hominid yang lebih muda yakni Ramapithecus yang dianggap
sebagai fosil yang erat hubungannya dengan manusia. Fosil ini pada mulanya
hanya sebuah tulang rahang. Namun kini pandangan tersebut berubah, karena
penemuan baru telah meberikan pandangan yang lebih baik. Fosil ini ternyata
identik dengan Dropithecus. Fosil berikutnya adalah Kenyapithecus.
Fosil
Homo mungkin pula telah ada, namun data yang ada belum meyakinkan. Baru
kemudian, pada lapisan yang lebih muda, mulai dijumpai Paraustralopithecus
aethiopicus, yang kemudian oleh para ahli yang beraliran progresif sekaran
disebut Homo aethiopicus, Australopithecus (A. africanus, A. afarensis),
Homo, Meganthropus palaeojavanicus (Homo mojokertoensis), dan Paranthropus
(P. boisei, P. robustus). Kedua marga fosil terakhir dan Gigantopithecus
adalah fosil manusia atau kera berukuran besar dan mungkin pantas dinamakan
raksasa. Fosol-fosil yang menempati lapisan lebih atasa adalah Zinjanthropus,
Homo habilis, Homo ergaster, Homo rudolfensis. Baru kemudian kita mengenal
manusia purba, Homo erectus (Sinatropus, Pithecanthropus, Atlanthropus,
Telanthropus, Eoanthropus dan Homo heidelbergensis). Fosil-fosil
Hominid yang paling muda semuanya sudah dianggap sebagai Homo-sapiens (Swancombe,
Steinheim, Cro-Magnon), dan Homo sapiens neaderthalensis (Homo
soloensis, Homo rhodosiensis).
2.1.3 Data Genetika
Fosil Primata
Pendekatan molekuler dilakukan oleh sekelompok
peneliti dari Universitas California di Berkeley. Tahun 1987 mereka
mengemukakan hasil analisis ADN mitokondria yang menunjukkan bahwa ADN
mitokondria manusia yang paling primitif (wanita, karena ADN mitokondria
diturunkan dari pihak ibu) terdapat di Afrika. Bila dikaji mengenai kecepatan
mutasi ADN mitokondria, dan dikaitkan dengan perubahan yang terjadi, maka dapat
disimpulkan bahwa manusia yang paling primitif harus sudah berada di muka bumi
sekitar 200.000 tahun yang lalu. Hal ini menimbulkan kontroversi dengan data
fosil, karena menurut fosil, Homo sapiens pertama berumur paling sedikit sekitar
250.000 – 1.000.000 tahun yang lalu. Apalagi bila kita membaca buku yang lebuh
tua, maka dapat kita menemukan bahwa perkiraan manusia pertama adalah sekitar
15.000.000 tahun yang lalu.
Penelitian tadinya dilakukan oleh kelompok lain
dengan menggunakan analisis ADN kromosom Y menunjukkan bahwa pria pertama
berasal dari daerah Aka Afrika, di tempat suku Pygmee berada. Pendekatan
tersebut di atas, meskipun mengarah kepada Afrika sebagai daerah asal manusia,
sangant didukung oleh data fosil.
Meskipun data molekuler sangat cocock dengan data
fosil, namun data yang masih ada belum cukup memastikan asal usul manusia.
Teori lain menyatakan bahwa manusia pertama mungkin adalah suatu hybrid antara
manusia primitif (Homo erectus dengan Homo habilis dan
Homo neaderthalensis) dan
dihasilkan manusia modern yang hidup sekarang. Pendapat lain mengatakan bahwa
asal usul manusia terjadi di Afrika dan Asia.ada pula kemungkinan yang jauh
lebih kecil yakni di Eropa dan Australia. Pendapat ini didasarkan pada fosil Homo
erectus dan fosil Homo sapiens.
2.2 Radiasi Primata
Perkembangan evaluasi Primata dimulai dari moyang
yang berupa hewan Mammalia pemakan serangga
menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman Palaeosin. Hewan ini bertubuh kecil
seperti cecurut, bermoncong, dan berekor panjang. Mereka tangas dan cerdas,
mempunyai organ-organ penggenggan dan lima jari. Dari Prosimian perkembangan
radiasi evolusi menuju 4 golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini.
2.2.1 Prosimian Primata
Kelompok besar pertama yakni Prosimian modern. Yang
termasuk kelompok ini adalah lemur dan loris, sekarang hidup di pulau
Madagaskar. Hewan-hewan ini masih mempunyai moncong dan ekor yang panjang,
berkuku, bukan cakar dengan kemampuan untuk memanipulasi obyek, hal ini
merupakan ciri umum Primata.
Hewan lain yang termasuk Prosimian modern ialah
tarsier (binatang hantu), hidup di Asia Selatan dan Indonesia (daerah pantai
Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra). Pada hewan ini tidak dijumpai lagi moncong
yang panjang mata lebih ke depan tidak seperti mata lemur yang agak kesamping
oleh karena itu, tarsier dapat memfokuskan satu titik dengan kedua matanya
Nampak adanya peningkatan pada alat-alat penglihatan dan mekanisme saraf yang
memberikan kemampuan untuk kedalaman persepsi (binocular stereoscopic vision)
dan penglihatan warna pada tahap-tahap beranekaragam.
Tarsius besarnya kira-kira sama dengan seekor tikus
besar dan dapat bergerak sejauh yang bisa dilakukan seekor kangguru. Tarsius
dapat memutar kepalanya nyaris 360 derajat, sehingga dapat memandang lingkungan
yang ada tepat di belakangnya. Dalam hal ukuran relatif otak dan bentuk hidung,
tarsius mirip dengan monyet.
2.2.2 Ceboidea (Monyet Dunia Baru)
Ceboidea hanya hidup pada lingkungan pohon dan
ditemukan di daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara, Amerika tengah,
Dan Amerika Selatan. Mereka terbagi menjadi dua family, yakni callithricidae
dan Cebidae. Callithricidae atau Marmoset adalah Primata kecil yang telah
menempati niche seperti bajing di hutan Dunia Baru. Perkembangan yang menonjol
pada cakar untuk memanjat yang merupakan bagian penting dari pergerakan mereka.
Ceboidae hidup dilingkungan pohon. Namun lebih
berkembang dibandingkan dengan Callithricidae. Mereka mengembangkan beraneka
ragam besar tubuh dan adaptasi ekologis di pohon-pohon. Beberapa anggota
Cebidae telah beeradaptasi dengan cara hidup dilingkungan pohon dengan jalan
mengembangkan “kaki ke-5” dalam bentuk ekor prehensile (penggenggam, dapat
digunakan untuk memegang sesuatu). Ekor prehensile tidak hanya terdapat pada
moyet Dunia lama.
Monyet dunia baru adalah hewan asli Amerika Selatan.
Kebanyakan tidak memiliki ibu jari yang dapat diputar, yang merupakan
ciri khas dari primata-primata yang lebih maju. Cupingnnya lebar dan membentang
ke arah samping, sehingga hidung tampak rata. Monyet capuchin yang digunakan di Eropa dalam pertunjukan-pertunjukan
hiburan tergolong contoh monyet dunia baru.
2.2.3 Cercopithecoidea (Monyet Dunia Lama)
Semua Primata dunia lama kecuali prosimian adalah
catarrhini. (hidung terbelah). Monyet-moyet dunia lama diklasifikasikan dalam
satu famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili yaitu
cercopithecinae (moyet babon) dan colobinae (monyet pemakan daun).
Pada catatan fosil cercopithecoidea berkembang pada
zaman Oligosin dan Miosin. Pada akhir Moisin mereka telah menempati sejumlah
niche lingkungan pohon serta terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat
sekarang mereka berkembang menjadi Colonin (monyet pemakan daun) dan
cercopithecin. Cercopithecin yang hidup sekarang menempati iklim dan habitat
yang lebih luas dibandingkan Primata lain, kecuali manusia.
a. Colobinae
Colobinae
hidup beradaptasi makan daun vegetasi muda. Mereka mempunyai puncak gigi yang
tajam pada gigi molar, kantung pipi khusus, dan bentuk perut khusus untuk
mencernakan makanan. Pencernaan dilakukan dengan bantuan bakteri yang hidup
pada perutnya yang mirip dengan kantung. Langur (sebutan untuk berapa
Colobinae) mendiami banyak habitat. Beberapa diantaranya digunung-gunung tinggi
dengan sedikit pohon dan makannya bergantung pada puncak-puncak cemara dan kulit pohon dan dedaunan.
b. Cercopithecinae
Sub
famili ini menempati beraneka habitat, mulai dari savanna terbuka (babon,
macaques, monyet patas) sampai hutan (mandril, mangabey, dan quenon) tingkah
laku social babon dan Cercopithecinae terrestrial banyak dipelajari oleh ahli
antropologi untuk mengetahui factor-faktor lingkungan dan ekologi yang menolong
membentuk nenek moyang manusia.
Mereka
berjalan di atas 4 kaki (quadrapedal dan mengembangkan kemampuan mencengkeram,
tetapi tidak dengan ekor prehensile. Bentuk pergerakan mereka dinamakan branch
walking (berjalan) diatas cabang), plantigrade (kencenderungan bergerak pada
permukaan plantar = tapak tangan atau tapak kaki) da digitigrase (kecenderungan
bergerak dengan jari tangan atau jari kaki)
Gibbon
mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan dengan Hominoid yang lain dan
semata-mata orboreal. Bentuk Gibbon khusus untuk bergerak arboncal, disebut
brachiation. Branchiation memungkinkan gibbon bergerak arboncal, disebut
brachiantion. Branchiation memungkinkan gibbon bergerak lebih cepat antara
pepohonan dengan menggunakan kedua lengannya, hingga tangannya berfungsi
sebagai sebuah kait. Tetapi jika ia turun ke tanah berjalan-jalan di atas dahan
–dahan dilakukan dengan 2 kaki.
Orangutan
seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan pernah hidup tersebar luas
di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan).
Meskipun orangutan menghabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan
menggunakan 4 anggota badanya, jua dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah,
khususnya jantan dewasa hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dan
menjalani hidup membujang.
Orangutan
seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan pernah hidup tersebar luas
di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan quadramanual (empat tangan). Meskipun
orangutan menghabiskan banyak waktunya di atas pohon dengan menggunakan 4
anggota badanya, jua dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah, khususnya
jantan dewasa hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dan menjalani hidup
membujang.
Simpanse
tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah hutan dan bagian
berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai struktur badan yang orthograde
(tegak), yang memungkinkan mereka berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi
juga posisi duduk dalam jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah
mengembangkan sepetak kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial
callosities.
c. Hominoidea
Kelompok
ini muncuk pada zaman Paleosin. Selama Miosin awal radiasi Hominoidea bercabang
menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan Hominidea (keluarga manusia). Kedua
famili ini ditandai dengan hilangnya ekor dan berkembangnya ukuran besar badan.
Otak. Anthropoidae dan Hominiidae jauh lebih berkembang dan demikian fungsi
lebih kompleks. Kera-kera yang hidup sekarang dibagi 4 genus, yakni gibbon,
orangutan, simpanse, dan gorila.
2.3 Makhluk-Makhluk Pra- Homo sapiens
Evolusi makhluk – makhluk pra –Homo sapiens dapat digolongkan menjadi dua bagian besar,
yakni:
2.3.1 Evolusi Pra- Homo
sapiens Berdasarkan hubungan kekerabatan Manusia dengan hewan
Klasifikasi
Homo sapiens adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Kelas
: Mammalia
Ordo : Primata
Subordo :
Anthropoidea
Famili : Homonoidea
Genus
: Homo
Species : Homo sapiens
Berdasarkan
hubungan kekerabatan antara manusia dengan hewan, evolusiner pra-Homo
sapiens secara garis besar mengalami 4 perkembangan, yakni:
a.
Famili Tupaiidae
Famili
Tupaiidae merupakan ordo Primata, yakni golongan hewan pemakan serangga.
b.
Famili Lemuroidae
Famili ini
merupakan Ordo Primata primitif termasuk di dalamnya adalah jenis binatang
setelah kera. Misalnya Tarsius
spectrum (binatang
hantu), yang hidup di Indonesia (Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra), dan
Filipina. Jenis binatang tersebut mempunyai ekor panjang serta berkuku bukan
cakar dengan kemampuan memanipulasi objek.
c.
Famili Pongidae
d.
Famili Homonidae
2.3.2 Evolusi Pra- Homo sapiens berdasarkan
ditemukannya fosil
Evolusi pra -
Homo sapiens berdasarkan
hasil penemuan fosil yang ditemukan di berbagai lapisan dunia. Berdasarkan
fosil yang ditemukan diperkirakan kehidupan manusia dimulai lebih kurang 25
juta tahun lalu yang tersebar menjadi 3 zaman, yakni:
1. Zaman Miosin (25-10 juta tahun lalu)
·
Tingkat pertama, yakni Plipithecus. Makhluk ini sepenuhnya
bersifat kera, oleh karena itu dinamakan kera primitif. Tubuhnya kecil dan
pendek. Kedua tangannya mungkin masih digunakan untuk bergelantungan di dahan
pohon. Mereka belum dapat berjalan tegak. Diduga, kera primitif hidup 35 – 25
juta tahun yang lalu. Ditemukan oleh tim ekspedisi Universitas Yale di Fayum
tahun 1961.
·
Tingkat kedua, Proconsul, yakni kera purba yang hidup sekitar 25
-15 juta tahun yang lalu. Para ahli berpendapat bahwa makhluk ini tidak
sepenuhnya bersifat kera; disebabkan pada muka, rahang, gig geliginya terdapat
ciri yang ditafsirkan sebagai ciri manusia. Makhluk ini ditemukan di danau
Victoria, dikatakan oleh seorang ahli: “Mungkinkah ini merupakan bisikan samar
– samar pertama tentang makhluk hidup yakni manusia”. Proconsul semakin banyak
terkumpul dan semuanya menunjukkan bahwa binatang ini muncul dengan berbagai
ukuran yang berbeda – beda; ada yang sekecil simpanse dan ada yang menjadi
sebesar gorilla. Tipe gorilla inilah yang menjadi nenek moyang gorilla modern.
·
Tingkat ketiga, Dryopithecus, yakni kera raksasa yang hidup
sekitar 15 – 10 juta tahun yang lalu. Makhluk ini sejenis Proconsul. Fosilnya
ditemukan luas di Eropa, India, Cina, dan Afrika. Fosil ini belum lengkap untuk
menunjukkan salah satu anggota dari genus yang luas manuju ke arah
manusia. Karena rekonstruksi makhluk ini dibuat terutama dengan
menggunakan fragmen – fragmen dan gigi – gigi. Dryopithecus memiliki bentuk
badan yang cukup besar serta sangat gemar mengembara sehingga menempati hutan
tropis yang sangat luas.
·
Tingkat keempat, Ramapithecus, yakni primata paling purba yang
pada umumnya dianggap sebagai leluhur manusia. Hidup sekitar 15 -10 juta yang
lalu. Ukurannya jauh lebih lebih kecil daripada manusia sekarang, yakni 0,9 –
1,2 meter dan kapasitas tengkoraknya lebih kurang 40 cc. Ramapithecus memiliki
busur gigi yang lebih kecil namun jauh lebih besar daripada kera. Bentuknya
kira-kira mirip dengan busur gigi manusia. Pada manusia, tanganlah yang
melakukan sebagian besar pemecahan dan pencabikan makanan yang keras, sedangkan
pada kebanyakan kera, gigi tampak merupakan satu-satunya alat untuk melakukan
tugas-tugas tersebut. Fosil dari makhluk ini ditemukan pada tahun 1930-an
di bukit Siwalik (Pakistan) oleh G. E. Lewis dari Universitas Yale.
2. Zaman Pliosin (10-2 juta tahun yang lalu)
Pada zaman ini telah muncul makhluk baru
yakni primata yang tidak menyerupai primata yang hidup sebelumnya.
Makhluk ini bukan kera penghuni hutan, tetapi lebih banyak hidup di
padang rumput terbuka. Makhluk ini berjalan tegak dengan kedua
kakinya. Ada dua jenis makhluk ini, yakni:
·
Tahap kelima, Australopithecus afarensis
Makhluk ini
merupakan tingkatan kelima. Australopithecus afarensis merupakan makhluk purba
yang diduga merupakan keturunan Ramapithecus. Hidup sekitar 5 juta tahun yang
lalu. Makhluk ini juga dianggap sebagai Hominoid paling awal yang menurut
beberapa ahli sudah mampu berjalan tegak. Australopithecus
afarensis ditemukan
oleh Lois dan Mary Leakey dibagian Timur dan Utara Afrika Selatan,
di tebing Olduvai dekat dengan Ethiopia. Fosil – fosil makhluk ini ditemukan
dari lapisan – lapisan batuan yang berbentuk tebing lembah. Dengan metode
kalium - argon dapat ditentukan dengan tepat fosil itu.
·
Tahap keenam, Australopithecus
africanus
Australopithecus
africanus merupakan
tingkatan keenam. Makhluk ini ditemukan oleh Raymond Dart, pada tahun
1924, yakni seorang ahli otonomi dan palaentologi dari Universitas
Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan. Fosil Australopithecus
africanus dipelajari
Dart dari koleksi batuan yang mengandung fosil dari suatu lubang galian
pertambangan kapur di Taung, Batswana. Fosil terbenam dalam salah satu bagian
batuan dimana tengkorak – tengkorak yang ditemukan tidak menyerupai tengkorak
lainnya yang pernah dilihatnya.
Ketika
tenggkorak tdi dipisahkan sama sekali dari batuan, Nampak suatu tengkorak
yang menakjubkan. Dalam beberapa hal, tengkorak ini menyerupai anak manusia
yang berumur lima atau enam tahun. Tetapi dalam hal beberapa lainnya tengkorak
tadi jelas menyerupai tengkorak kera. Dart menamakan penemuanya dengan Australopithecus
africanus, artinya “Kera
Afrika Selatan”. dia terus mempelajarinya dan setelah empat tahun bekerja
berhasil memisahkan rahang tengkorak sedemikian, sehingga giginya tampak jelas.
Terlihat gigi – giginya sangat menyerupai gigi anak manusia. Lain dari itu,
dari letak foramen magnum, yakni lubang yang menghadap ke tengkorak dan yang
melewati oleh urat saraf tulang belakang menuju ke otak, menghadap langsung ke
bawah. Dart merasa bahwa tengkorak tadi adalah tengkorak suatu makhluk yang
letak kepalanya seperti pada manusia; mungkin makhluk tersebut sudah berjalan
tegak.
Penemuan Dart
didukung oleh ahli palaentologi lain yang berkerja di Afrika Selatan, yakni Robert
Broom. Setelah bertahun – tahun dia mempelajari fosil Mammalia di Afrika
Selatan. dengan beberapa teman sekerja, Broom mencari fosil – fosil lagi yang
mungkin dapat memberikan petunjuk untuk memperkuat kesimpulannya. Selama empat
puluh tahun berikutnya, terkumpul sudah bahan fosil yang fosil tengkorak,
tulang kaki, dan tulang panggul. Semua fosil diharapkan dapat memberi
petunjuk dengan jelas bahwa memang sesungguhnya di Afrika Selatan
terdapat makhluk pra – manusia (pra – Homo sapiens).
3. Zaman Pleistosin (2 juta tahun yang lalu sampai sekarang)
Pada zaman
ini manusia menglami evolusi yang sangat cepat dan sudah menggunakan perkakas
baik dari batu maupun kayu. Mereka sudah pandai berburu, sudah dapat
menggunakan api dan diduga sudah dapat berbicara. Anggapan ini berdasarkan
pada volume otak yang lebih besar bila dibandingkan dengan makhluk sebelumnya.
·
Tahap ketujuh, Australopithecus robustus
Australopithecus
robustus merupakan
makhluk sejenis Australopithecus
africanus, namun ukurannya lebih
besar. Tinggi badannya mencapai 1,5 meter dan berat badannya 65 – 75 kg,
mempunyai gigi – gigi besar dan otak rahang yang kuat yang menunjukkan bahwa
spesies ini adalah herbivora. Sedangkan Australopithecus robustus
lebih langsing, berat badanya kira – kira 50 kg dan tingginya 1,2 meter.
Meskipun catatan fosil jauh dari sempurna, akan tetapi ada petunjuk bahwa Australopithecus
tersebut hidup di Afrika Selatan kira – kira selama 750. 000
tahun yang lalu. Selama waktu itu, Australopithecus africanus
makin lama makin menyerupai manusia, sedangkan Australopithecus
robustus tetap tidak berubah.
·
Tahap kedelapan, Australopithecus boisei
Makhluk ini merupakan tahap kedelapan,
yang merupakan jenis Australopithecus yang paling besar. Australopithecus
boisei hidup di Afrika Timur, dengan ciri – ciri
badan tegap, muka dan giginya khas lagi kokoh, tempurung kepalanya rendah dan
kasar. Diduga hidup 1,5 juta tahun yang lalu. Ditemukanj oleh Leakey di
Lenbah Olvuvai, Tanzania.
·
Tahap kesembilan, Homo habilis
Makhluk ini merupakan keturunan dari
Australopithecus purba yang lebih ramping dan berbeda dengan saudara
– saudaranya, karena lebih tinggi intelegensinya. Homo habilis
(manusia tukang) merupakan pembuat dan memakai alat. Homo
habilis hidup sekitar 2 – 1,5 tahun yang lalu.
Beberapa ahli berpendapat bahwa makhluk ini sebagai “manusia sejati pertama”,
yang lebih cerdas daripada Homo habilis karena memiliki rongga otek
yang lebih besar. Ditemukan oleh Leakey di Lembah Olduvai.
·
Tahap kesepuluh, Homo erectus
Makhluk ini diduga hidup pada 1,5 – 0,5
juta tahun yang lalu. Homo erectus dapat berjalan tegak, kakinya
panjang dan lurus, dan tulang tungkainya lebih maju. Otaknya lebih besar dengan
valume berkisar 750 – 1.400 cc. Homo erectus sebagai manusia purba
sudah pandai membuat perkakas, misalnya kapak genggam, walaupun masih agak
kasar. Kehidupannya dengan berburu mammalian besar. Telah menggunakan api,
sudah dapat berbicara untuk mengajari anaknya bagaimana membuat perkakas.
Makhluk ini ditemukan tersebar di dunia.
·
Tahap kesebelas,
munculnya makhluk yang dinamakan Homo
sapiens purba, yakni makhluk yang hidup sekitar 400.000 tahun yang lalu.
Makhluk ini sebagai hasil penemuan fosil dari tiga tengkorak yang tidak
lengkap, yakni kepingan tengkorak, tulang, dan beberapa gigi. Dari fosil yang
ada ditafsirkan bahwa manusia purba ini merupakan tipe peralihan antara Homo
erectus ke Homo sapiens yang lebih modern. Kemampuan membuat alat
sudah jauh lebih maju, bahkan ada yang menduga bahwa mereka sudah mulai
bercocok tanam.
·
Tahap keduabelas,
munculnya Homo sapiens neanderthalesis
(Manusia Lembah Neander (Neanderthal)) , yakni makhluk yang diduga hidup pada
masa antara 75.000 – 10.000 tahun yang lalu. Fosil makhluk ini ditemukan tahun
1856 di Lembah Neanderthal, Jerman. Bentuk tubuhnya sepenuhnya manusia,
hidungnya terlihat mancung. Ukuran volume otaknya relative sudah termasuk dalam
kisaran ukuran rongga antara 1.,6 – 1,8 meter, berbahu lebar, berdada cembung,
dan berotot padat. Manusia Lembah Neander sudah memiliki kemampuan membuat dam
memakai pakaian dari kulit dan hidup menetap secara sederhana di gua –
gua. Para ahli pada umumnya sependapat bahwa manusia Lembah Neander
adalah leluhur manusia modern, walaupun sekelompok ahli masih
meragukan.
·
Tahap ketiga belas,
munculnya manusia Cro-Magnon.
Makhluk ini merupakan Hominidae (manusia) purba termodern. Diduga hidup
10.000 – ribuan tahun yang lalu. Mereka memiliki kebudayaan yang cukup maju,
bercocok tanam secara baik, memelihara binatang, menguasai lingkungan, bahkan
kemudian membangun kota serta mengembangkan peradapan. Ciri – cirinya adalah
memiliki dagu yang menonjol, hidung mancung, gigi kecil dan merata, serta raut
wajah yang tampan. Sesungguhnya makhluk ini mirip dengan orang – orang Eropa
sekarang.
·
Tahap keempat belas,
munculnya Homo sapiens-sapiens
(manusia modern). Tidak pasti benar kapan munculnya manusia modern, namun para
peneliti ada yang beranggapan bahwa manusia modern muncul sejak sekitar 2.000
tahun Sebelum Masehi.
2.4 Sejarah Manusia
Sejarah
manusia adalah asal-usul manusia. Fakta atau bukti yang diperoleh untuk
mempelajari sejarah manusia dengan bantuan fosil yang ditemukan pada lapisan
bumi. Dari fosil-fosil yang ditemukan, didapatkan kesimpulan bahwa
deretan-deretan fosil yang terdapat dibatuan muda berbeda apabila dibandingkan
dengan fosil dari batuan yang lebih tua. Perbedaan itu disebabkan oleh
perubahan yang berlahan-lahan. Cara penyebaran hewan dan tumbuhan dapat membuka
tabir mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada moyangnya.
Dalam
pembicaraan mengenai asal-usul manusia pada bahasan berikut ini dilihat dari
kacamata biologi. Tentu saja, ada pandangan-pandangan lain yang mengungkapkan
tentang timbulnya manusia dibumi ini. Karena kita ingin mengingkpkan sejarah
manusia dari segi Biologi, maka sudah barang tentu kita akan menjelaskan dari sudut
logika materi biologi yang telah kita ketahui.
Klasifikasi
makhluk hidup dengan menggolongkan manusia dengan hewan Vertebrata, yakni
sebagian dari mamalia. Bila kita membedah tubuh manusia, bagian-bagian tubuhnya
seperti jantung, usus, hati dan paru-paru tidak banyak berbeda dengan jantung,
usus, hati dan paru-paru kucing atau kera. Dengan demikian pula dapat kita
pelajari sistem saraf, sistem endokrin, pernafasan, pencernaan, repruduksi atau
konstraksi otot-ototnya, kita akan selalu menemukan proses-proses kimia dan
fisika yang pada prinsipnya sama seperti yang terdapat pada hewan. Manusia
mempunyai rambut dan bisa menyusui anaknya. Manusia mempunyai gerakan bipedal(
Latin: bi = dua, dan pedes = kaki) yang berlainan dengan gerakan mamalia
lainnya. Bagian-bagian anatomi manusia dank era sangat serupa, oleh karena itu
mereka dimasukkan kedalam suatu golongan yakni ordo primate.
Setiap
spesies memiliki ciri-ciri khas yakni ciri struktur, ciri fisiologi dan ciri
tingkah laku yang membedakan spesies yang berlainan tetapi yang dekat hubungan
kekeluargaannya. Meskipun dalm individu dalam spesies manusia banyak terdapat
keanekaragaman, spesies Manusia dapat dibedakan dengan jelas dari hewan yang
paling menyerupai, yakni Primata besar lainnya.
2.4.1 Ciri-Ciri Struktur Manusia
Perbedaan
jasmani yang mencolok pada manusia dan hewan adalah dalam hal kemampuan manusia
untuk berdiri, berjalan dan berlari. Oleh karena itu, tangan manusia bebas
untuk mengerjakan atau untuk membawa sesuatu. Kemampuan ini banyak menyangkut modifikasi
anatomi. Kaki manusia lebih panjang dari pada lengannya, sesuatu hal yang
membedakan dari primate lainnya. Kaki mnusia, yang mempunyai lekukan besar
dengan ibu jari yang sebidang letaknya dengan jari lainnya, sangat berbeda
dengan kaki kera. Kaki manusia sesuai untuk berkalan atau berlari, akan tetapi
tidak sesuai untuk berpegangan pada dahan-dahan pohon. Kepala manusia terletak
pada tulang belakang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan manusia untuk dapat
melihat lurus ke depan jika berdiri tegak.
Otak
manusia relayif besar. Manusia masa kini mempunyai volume tempurung otak besar
1200 sampai 1.500 cc; tempurung otak simpanse hanya 350 sampai 450 cc. Tidak
ada hubungan mutlak antara besarnya ukuran otak dengan kecerdasan. Individu
yang mempunyai otak terbesar belum tentu merupakan individu yang tercerdas.
Namun tidak tidak dapat disangkal bahwa otak manusia mempunyai kemampuan besar
untuk belajar. Ciri-ciri kepala manusia lainnya adalah muka yang tegak lurus,
rahang yang tidak begitu menonjol, dagu yang nyata, hidung yang jelas dengan
ujung memanjang dan bibir yang mempunyai selaput lendir di bagian luar.
Tubuh
manusia mempunyai penyabaran rambut yang istimewa. Penyebaran rambut ini
berbeda-beda pada berbagai macam populasi manusia. Kaum pria dari beberapa
populasi manusia mempunyai janggut lebat. Banyaknya rambut pada tubuh
berbeda-beda, begitu pula rambut pada lengan dan kaki. Kita hanya dapat
mengira-ngira apa artinya adaptasi penyebaran rambut demikian itu dan sampai
sekarang pemikiran-pemikiran semacam itu tidak mempunyai arti sama sekali.
2.4.2 Kemampuan Jasmani
Gambaran
mengenai batas-batas kemampuan jasmani manusia dapat dilihat dari hasil-hasil
pertandingan olah raga. Misalnya untuk lari jarak pendek (100 m), manusia dapat
mencapai lari 36 km per jam. Banyak macam hewan dapat lari lebih cepat daripada
manusia. Hewan-hewan ini mempunyai kaki yang lebih panjang daripada kaki
manusia dalam perbandingan tubuhnya. Macan tutul dapat mengejar kijang dengan
kecepatan lebih dari 100 km per jam. Biasanya berat jenis tubuh manusia lebih
rendah daripada berat jenis air. Karena itu, di laut tenang dapat terapung
untuk jangka waktu lama. Manusia dapat berenang dengan baik. Untuk jarak 100 m
manusia dapat berenang dengan kecepatan rata-rata 6,8 km per jam. Bahkan dengan
bantuan alat-alat di tangan dan di kaki pun kemampuan berenang manusia masih
jauh dibawah kemampuan ikan pedang yang dapat membelah air dengan kecepatan 64
km per jam atau kempuan kura-kura laut atau ikan paus yang dapat berenang
dengan kecepatan 25 km per jam.
Perbandingan-perbandingan
di atas menunjukkan bahwa kemampuan jasmani manusia jauh di bawah kemampuan
jasmani hewan. Tetapi manusia mempunyai kecakapan yang jauh lebih tinggi dari
pada hewan. Karena keakapan ini, manusia mampu menggunakan alat inderanya yang
paling sempurna yakni alat pelihat dengan sebaik-baiknya. Manusia dapat
menafsirkan rangsangan yang diterima dan mempunyai pikiran yang tidak terhingga
banyaknya dalam mengadakan reaksi terhadap apa yang dialaminya.
2.4.3 Ciri-Ciri Fisiologi
Sebagian
besar keunggulan struktur manusia lebih banyak berhubungan dengan cirri tingkah
lakunya daripada dengan ciri fisiologi, meskipun memang kadang-kadang sukar
untuk membedakan kedua hal ini. Secara fisiologik manusia tidak banyak berbeda
dari mamalia lainnya, terutama primata. Karena itu dalam banyak hal untuk
mempelajari fisiologi manusia dapat menggunakan percobaan-percobaan dengan
Mamalia.
Pada
manusia terdapat musim berbiak. Kegiatan reproduksi dapat terjadi setiap saat
sepanjang tahun. Populasi manusia banyak dijumpai individu pada hari lahir pada
semua bulan dalam setiap tahun. Pada kera dan sebangsanya terdapat terdapat
kecenderungan tidak adanya musim tertentu dalam reproduksi. Kebanyakan hewan
yang dipelihara oleh Manusia cenderung mempunyai cirri fisiologi yang sama
dengan Manusia, meskipun daalam bebas tetap mempunyai musim berbiak.
Tidak
banyak hewan memiliki umur panjang. Hal ini disebabkan oleh cirri fisiologi
pada umur tua menjadi lemah, dan organisme tua lebih muah untuk dibunuh oleh
predator atau parasit. Hal inilah yang mempersulit penentuan umur sesungguhnya
pada kebanyakn organisme. Tetapi dari catatan kebun binatang dan akuarium, yang
hewannya terlindung diperoleh data melalui kemungkinan umur yang dapat dicapai
oleh berbagai spesies hewan. Ternyata banyak penyu besar yang mempunyai umur
lebih panjang daripada manusia. Umur rata-rata manusia mungkin lebih panjang
daripada umur hewan.
Manusia
mempunyai umur panjang, tetapi memerlukan jangka waktu lama untuk menjadi
dewasa, banyak hewan yang menetas dan lahir telah dapat berdiri sendiri. Anak
mamalia paling banyak memerlukan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan
sebelum dapat mengurusi dirinya sendiri, oleh karena masih harus mendapatkan
makanan dari susu ibunya. Anak manusia selama 6-9 tahun sama sekali bergantung
pada orang dewasa setelah itu untuk beberapa waktu ia masih bergantung oleh
manusia dewasa meskipun berkurang, yang mendekati keadaan ini adalah kera
besar. Anaknya memerlukan sekitar 2 tahun untuk hidup berdiri sendiri. Manusia
meningkan pada sekitar umur 14 tahun dank era sekitar 10 tahun. Perkembangan
manusia mencapai kesempurnaan pada sekitar 10 tahun, sedangkan pada kera
umumnya pada umur 12 tahun.
2.4.4 Ciri-Ciri Tingkah Laku
Manusia
tidak berdaya sebagai individu sendiri, walaupun memiliki otak yang besar,
biasanya manusia hidup bersama-sama membentuk masyarakat. Begitu juga dengan
hewan banyak yang hidup bermasyarakat, misalnya serangga, masyarakat serangga
berdasarkan tingkah laku yang merupakan sifat bawaan dan sedangkan masyarakat
manusia berlandaskan pola tingkah laku yang dipelajarinya sedangkan masyarakat
kera kurang teratur walaupun dibandingkan dengan masyarakat manusia yang paling
sederhana.
Hal
yang penting membedakan manusia dengan hewan adalah bahasa walaupun manusia
dapat melakukan komunikasi melalui isyarat, tetapi untuk menggatikan bahasa
atau dipakai untuk menekankan sesuatu, bahasa manusia manusia sangat rumit
karena tidak hanya terdiri dari sistem teriakan dan panggilan. Bahasa adalah
dasar dari kemanusiaan namun kita belum dapat mengetahui kapan manusia dapat
berbicara dan tidak adanya keterangan mengenai bagaimana bahasa itu dimulai,
bahasa adalah suatu cirri tingkah laku manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Perkembangan primata primitif ke primata maju meliputi:
a.
Hubungan antara tulang vertebrata dan tengkorak mengalami perubahan
yang berangsur-angsur menuju titik berat tengkorak.
b.
Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang yang meliputinya.
c.
Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku.
d.
Volume otak mengalami perkembangan pesat
·
Radiasi primata dari prosimian meliputi:
1.
Prosimian modern
2.
Ceiboidea (monyet dunia baru)
3.
Cercopithecoidea (monyet dunia lama)
·
Makhluk-makhluk pra- Homo sapiens dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu berdasarkan hubungan kekerabatan antara manusia dengan hewan yang
didalamnya terdapat 4 famili dan bedasarkan hasil penemuan fosil yang ditemukan
di berbagai lapisan dunia yang mempunyai 14 tahapan.
3.2 Saran
Dalam
penulisan
makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pengetahuan tentang perkembangan primata
secara evolusioner, sehingga kita bisa berfikir dengan cermat darimana sebenarnya kita
berasal. Selain itu diharapkan
pembaca tahu dan memahami apa yang dimaksud dengan evolusi primata, radiasi
primata, dan makhluk-makhluk
pra-homo sapiens.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2006. “Sejarah Manusia-Primata” (online)
http://www.talkorigins.org/faqs/faq-transitional/part2a.html#primate
diakses 1 Oktober 2011
Anonymous. 2006. “ Sejarah Penemuan Fosil Manusia Purba,
Manusia Kera dan Manusia Modern – Teori Perkembangan Evolusi Antar Waktu
Arkeologi Biologi” (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Tengah_Kuno
diakses 1 Oktober 2011
Darwin, Charles.1958.On the Origin of Species, New
York and Scarborough, Ontario: Mentor Book
Fried, G. H.
2005. Biologi Edisi Kedua. Penebit Erlangga . Jakarta
Jr, Dolt,H. Robert, 1971. Evolution Of The Earth,
Mc Graw Hill, Book Company, New York
Kardong, V. Kenneth, 2005. An Introduction to
Biological Evolution, Mc Graw Hill, Higher Education
Ruse, M., 1982. Darwinism Defended, The Benyamin/
Cummungs Publ. Company Inc.
Waluyo, Lud, 2004.
Evolusi Organik, UMM Press, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar