BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi
tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia dan hewan.
Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik
sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan
menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan
terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan “pembedahan”.
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hirarki dalam
kehidupan, yaitu: (1) sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta
organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara
satu sel dengan sel yang lainnya, (2) histologi, mempelajari struktur dan
fungsi jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya, dan (3)
organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan
penyusunnya.
Sel-sel
penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel embrional akan
berdiferensiasi menjadi bermacam-macam susunan yang selanjutnya disebut
jaringan. Jaringan merupakan kelompok sel-sel yang mempunyai asal, struktur,
dan fungsi yang sama. Pengelompokkan jaringan tubuh tumbuhan didasarkan atas
letaknya pada tubuh, tipe selnya, fungsinya, asalnya, dan tingkat
perkembangannya. Salah satu jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan adalah
jaringan pelindung.
Jaringan pada tumbuhan
ada dua macam, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan dewasa
(permanen). Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel
yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya
kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya.
Sistem Organ pada
tumbuhan berupa akar, batang, daun, bunga, biji, buah, bunga. Akar merupakan
organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada tumbuhan, antara
lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan
garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan
cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Batang merupakan organ tumbuhan
yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang, antara lain menyalurkan air dan
garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh
tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun,
bunga, dan buah. Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh
tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis
paling banyak berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat
pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Bunga
adalah batang dan daun yang
termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang
dirangsang oleh sejumlah fitohormon
tertentu. Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium).
Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum),
yang masing-masing mengandung sel
telur. Pada biji ada beberapa struktur yang dapat
berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan.
Laporan pengamatan ini berisi penjelasan
mengenai hasil pengamatan Jaringan dan Organologi Tanaman Durian dan beberapa
literatur pembanding. Tanaman durian sendiri termasuk famili Bombaceae sebangsa
pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga
(genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan
durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi
akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk
menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.
1.2 Tujuan
Pengamatan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi struktur anatomi Jaringan dan Organologi
tumbuhan Durian (Durio sp) seperti
akar, batang, daun, buah, bunga, dan biji.
BAB II
DASAR
TEORI
2.1
Durian (Durio sp.)
2.1.1 Klasifikasi Durian
Berikut klasifikasi atau taksonomi
dari Tanaman Durian (Durio sp.)
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas :
Dilleniidae
Ordo :
Malvales
Spesies :
Durio sp.
(Anonymous, 2012)
2.1.2 Deskripsi Tanaman Durian
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak
berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip
melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik
berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang (Aboealkhair,
2005).
Bunga muncul langsung dari
batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal),
berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya
membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk
tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping
berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak,
berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5
berkas; kepala putiknyamembentuk bongkol, dengan tangkai
yang berbulu.Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan
bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini
menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjarnektar di bagian
pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya.
Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah
kelelawar Eonycteris spelaea. Bunga durian, keluar langsung dari
batang/cabang secara berkelompok (Aboealkhair, 2005).
Buah durian bertipe kapsul
berbentukbulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan
diameter hingga 20 cm.Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam
("berduri", karena itu disebut "durian",berwarna hijau
kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk
pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok,
sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan
sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah
durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang
berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah
durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima
ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing
ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau
lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan
mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai
"daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan
ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini
dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut ponggè.
Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang
tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul
menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji
tebal (disebut "sukun") (Aboealkhair, 2005).
d.
Batang
Batang durian ini memiliki
batang berkayu, silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar,
percabangan simpodial, bercabang banyak, arah mendatar (Aboealkhair,
2005).
e.
Akar
Akar durian ini berakar tunggang (Aboealkhair, 2005).
2.2
Organ Tumbuhan
Tubuh
multiseluler suatu tumbuhan berbiji merupakan hasil spesialisasi evolusioner
dalam waktu yang panjang. Spesialisasi ini menyebabkan perbedaan secara
morfologis, fisiologis antara berbagai bagian tubuh tumbuhan. Pada dasarnya
tumbuh tumbuhan terbagi menjadi daun, batang, dan akar.
2.2.1 Daun
Gambar 1. Anatomi Daun
Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan
yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi
dari cahaya matahari
melalui fotosintesis.
Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan adalah organisme autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi
cahaya menjadi energi kimia
a.
Fungsi
Daun
Daun pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, antara
lain:
·
Tempat terjadinya fotosintesis. Pada tumbuhan
dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada
tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
·
Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat
stomata yang befungsi sebagai organ respirasi
b.
Epidermis Daun
Epidermis
pada daun merupakan lapisan sel hidup terluar. Jaringan ini terbagi menjadi epidermis
atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi jaringan yang
terdapat di bawahnya.
c. Jaringan
mesofil
Jaringan
Tiang, jaringan ini mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses
pembuatan makanan
d.
Jaringan bunga karang
Disebut
juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan
jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
e.
Berkas
pembuluh angkut
Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan
dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai sponsor penegak tumbuhan
Floem berfungsi mentransfor hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai sponsor penegak tumbuhan
Floem berfungsi mentransfor hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
f. Stomata
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi.
Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis,
mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita
dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2,
sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma
terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga
bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
2.2.2.
Batang
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam
susunan anatominya.
Gambar 2. Perbedaan Anatomi Batang dikotil dan monokotil.
a.
Jaringan Batang
1.
Batang Dikotil
Pada
batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
-
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang
tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk
melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan
sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari
kambium gabus.
-
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit
pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis
tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan
parenkim.
-
Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit
dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks
dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi
tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
-
Stele/
Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari
batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan
pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak
saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada
saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis,
setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis
lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun (Anoymous, 2010).
2.
Batang Monokotil
Batang
pada Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem
tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang
Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp) (Anoymous, 2010).
Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda, sedangkan
warna batang yang telah tua adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang
memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai penopang, pengangkut air dan
zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta sebagai alat
perkembangbiakan.
-
Penopang.
Fungsi utama batang adalah menjaga
agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber
cahaya (khususnya matahari). Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal
ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya.
Pengaruh cahaya pada tumbuhan akan kamu pelajari di kelas lima.
-
Pengangkut.
Batang berguna sebagai pengangkut
air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu, batang berperan penting dalam
proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
-
Penyimpan.
Pada beberapa tumbuhan, batang
berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan
sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan
tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat diperlukan.
-
Alat perkembangbiakan.
Batang juga berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan vegetatif. Hampir semua pertumbuhan vegetatif, baik secara
alami maupun buatan, menggunakan batang.
Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat
dimanfaatkan, antara lain, untuk membuat perabot rumah tangga, contohnya batang
pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya sagu, asparagus; untuk bahan
industri, contohnya tebu dan bambu.
2.2.3
Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil,
akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil,
akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung
akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus
tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan
kolumela (Anonymous, 2010).
a. Fungsi Akar
-
Untuk
menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
-
Dapat
berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
-
Menyerap
air dam garam-garam mineral terlarut
b. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan
terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
-
Epidermis
Susunan
sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air.
Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air
dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
-
Korteks
Letaknya
langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak
memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
-
Endodermis
Merupakan
lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat
mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti
titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan
zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati
di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak
dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami
penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel
tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
-
Silinder
Pusat/Stele
Silinder
pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
·
Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari
stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
·
Berkas
Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri
atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari
jari. Pada
dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
·
Empulur
Letaknya
paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari
jaringan
parenkim.
2.3 Jaringan Tumbuhan
2.3.1 Pengertian
Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan
koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan (Wigati
Hadi, 2011). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama
lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan.
Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara
perkembangan (Arif Priadi, 2006).
2.3.2 Macam – Macam
Jaringan Tumbuhan
Jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu
jaringan meristem (embrional) dan jaringan dewasa (permanen).
a. Jaringan Meristem
Jaringan meristem
adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah
diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa
vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau
bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan
ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Tjitrosoepomo,
2007).
Jaringan meristem
memiliki ciri-ciri, antara lain: aktif membelah dan belum mengalami
deferensiasi, berukuran kecil dan berdinding tipis, memiliki nukleus yang
relative kecil, bervakuola kecil, dan mengandung banyak sitoplasma, serta berbentuk
kuboid atau prismatik.
Berdasarkan letaknya
pada batang, jaringan meristem terbagi menjadi tiga, antara lain :
·
Meristem lateral (samping), adalah meristem yang
terdapat di kambium dan kambium gabus (felogen).
·
Meristem interkalar (antara), adalah meristem yang terdapat di jaringan dewasa dan terdapat
di pangkal ruas batang.
·
Meristem apikal (ujung), adalah meristem yang terdapat
di ujung batang dan ujung akar.
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan
meristem terbagi menjadi tiga, antara
lain :
·
Promeristem, adalah jaringan meristem yang sudah ada
ketika tumbuhan msih dalam tingkat embrio.
·
Meristem primer, adalah meristem yang berasal dari
sel-sel embrional yang merupakan kelanjutan dari pertumbuhan dan perkembangan
embrio atau lembaga yang terdapat di ujung batang serta ujung akar.
·
Meristem sekunder, adalah meristem yang berasal dari
jaringan dewasa yang telah terhenti pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional
kembali.
b. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah
jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sudah tidak aktif membelah dan telah
mengalami deferensiasi.
Jaringan pelindung, berfungsi melindungi tumbuhan dari
pengaruh luar yang merugikan. Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan
epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis, berfungsi melindungi jaringan
yang ada di bawahnya, tempat masuknya air dan mineral pada akar muda, epidermis
air untuk transpirasi. untuk keluar masuknya O2 dan CO2.
Jaringan gabus, berfungsi menggantikan fungsi epidermis jika epidermis hilang,
rusak, mati, atau tidak aktif lagi serta untuk melindungi jaringan lain agar
tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air.
Jaringan dasar (parenkim), adalah jaringan yang
terletak hamper di semua bagian tumbuhan. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat
bagi jaringan-jaringan lain, berperan dalam fotosintesis, tempat penyimpanan
cadangan makanan, dan untuk penyembuhan luka. Terdiri atas dua jenis, yaitu
aerenkim dan klorenkim. Aerenkim adalah jaringan parenkim dengan rongga udara
yang luas, sedangkan klorenkim adalah jaringan parenkim yang mengandung
kloroplas yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Jaringan penguat (mekanik), berfungsi untuk
memperkukuh tubuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat
dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan kolenkim
adalah jaringan hasil diferensiasi jaringan parenkim yang berfungsi untuk
menyokong dan memperkuat organ tumbuhan. Sedangkan, jaringan sklerenkim adalah
jaringan yang tersusun dari sel-sel yang bersifat tidak aktif dan seluruh
bagian dindingnya mengalami penebalan serta berfungsi sebagai penyokong organ.
Jaringan pengangkut (pembuluh), terdiri atas jaringan
xilem dan jaringan floem. Xilem, berfungsi air dan unsur hara dari akar ke
daun. Floem, berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil
fotosintesisdari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat
pelaksanaan pengamatan dilakukan pada:
Hari :
Jumat
Tanggal :
01 Juni 2012
Pukul :
10.00 WIB – Selesai
Tempat :
Laboratorium Biologi UMM
3.2
Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam pengamatan ini adalah alat praktikum yang ada di
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, diantara lain:
-
Mikroskop
-
Kaca Preparat dan Penutup Preparat
-
Beaker Glass
-
Pepet Tetes
-
Silet
Bahan yang digunakan
dalam pengamatan ini adalah bahan kami sediakan, antara lain:
-
Aquades
-
Tanaman Durian yang terdiri dari Akar,
Batang, dan Daun
-
Buah Durian (Durio sp.)
3.3
Cara Kerja
Langkah pengamatan yang
kami lakukan yaitu:
-
Menyiapkan semua alat dan bahan yang
digunakan dalam pengamatan
-
Mendokumentasikan morfologi Tanaman
Durian sebelum mengamatinya
-
Mengambil dan mengiris daun, batang, dan
akar, serta buah durian secara melintang menggunakan silet kemudian mengamati
dibawah mikroskop secara bergantian.
-
Mengambil dan menyayat daun, batang, dan
akar serta buah durian secara membujur menggunakan silet kemudian mengamati
dibawah mikroskop secara bergantian.
-
Mendokumentasikan semua hasil pengamatan
yang didapat dari mikroskop.
-
Membandingkan hasil pengamatan dengan
literatur dan sumber belajar.
-
Membuat laporan pengatan yang telah
dilakukan.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Organ Daun
4.1
Pembahasan
4.1.1
Organ
Daun
a.
Epidermis
dan Parenkim Palisade
Pengamatan pada Organ
Daun dengan irisan melintang ditemukan adanya epidermis dan jaringan tiang.
Epidermis ditemukan bagian terluar dan dibawahnya jaringan tiang atau disebut
juga parenkim palisade.
Parenkim palisade
adalah parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan mangandung kloroflas.
Contoh: mesofil daun. Parenkim palisade merupakan bagian dari jaringan parenkim
(Anonymous, 2009).
b.
Stomata
Pengamatan pada Daun
Durian (Durio sp.) dengan cara irisan
membujur permukaan bawah daun ditemukan stomata berbentuk ginjal. Bentuk ginjal
pada stomata hanyalah sel penjaga. Bentuk ginjal pada stomata ini juga
merupakan penciri dikotil. Pada dasarnya stomata berbentuk garis yang bisa
terbuka ketika melakukan respirasi. Stomata adalah
derivat dari lapisan epidermis pada daun. Disekelilingnya terdapat sel-sel
tetangga. Stomata pada daun durian sangat banyak dan kecil.
Stomata
juga merupakan parenkim asimilasi. Selain itu juga dapat ditemukan derivat atau
modifikasi dari epidermis daunnya yang berbentuk seperti bulu-bulu kecil pada
daun. Bulu-bulu kecil ini memiliki fungsi sebagai rambut-rambut pelindung
biasa. Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis.
Kemudian stoma akan mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma
terletak di epidermis bawah (Anonymous, 2009).
c.
Trikoma
Pengamatan pada Daun juga
ditemukan Trikoma berbentuk duri. Trikoma merupakan derivat epidermis. Trikoma
pada Durio sp. yang berbentuk duri bersifat
non-glanduler yaitu tidak mengeluarkan secret.
Sel
trikoma pada Durio sp. termasuk
multiseluler karena berjumlah banyak. Di dalam selnya tidak ditemukan adanya
sistolit, sehingga termasuk dalam trikoma nonglanduler. Selain itu juga
ditemukan trikoma bentuk bintang multiseluler, yang di dalamnya tidak ditemukan
adanya sistolit juga (Anonymous, 2010).
4.1.2
Organ
Batang
a.
Jaringan
pengangkut dan Jaringan penguat
Pengamatan pada
Organ batang secara melintang ditemukan adanya Jaringan pengangkut yaitu xylem
dan floem serta jaringan penguat Epidermis dan cambium.
Xilem memiliki fungsi sebagai
jaringan pengangkut zat-zat hara, sari-sari makanan dan air dari tanah.
Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesa dan hasil-hasil
proses asimilasi.
Selain itu juga ditemukan
jaringan epidermis. Jaringan epidermis ini berfungsi sebagai jaringan terluar
yang melindungi jaringan-jaringan dalam. Sebagai jaringan dermal, jaringan epidermis terlapisi oleh kutikula, diliputi semacam bahan gabus
yang disebut cutine. Selain itu juga terdapat korteks yang terletak dibawah
epidermis (endodermis). Korteks ini tersusun atas sel-sel kolenkim (sebagai
jaringan penunjang) dan sel-sel parenkim (sebagai jaringan dasar atau pengisi).
Pada batang juga ditemukan
kambium yang merupakan jaringan meristem sekunder. Jaringan ini berfungsi
sebagai jaringan embrional sekunder yang terus aktif membelah atau memperbanyak
diri. Juga ditemukan jari-jari empulur yang tersusun atas jaringan-jaringan
parenkim. Jaringan yang lebih dalam
disebut empulur (Anonymous, 2009).
b.
Sel
Penyusun Batang
Pengamatan pada
Organ batang secara membujur ditemukan Sel Penyusun yang berbentuk persegi
panjang. Sel tersebut merupakan sel mati yang berfungsi sebagai penguat pada
batang dan merupakan golongan parenkim.
Batang merupakan organ
penting pada tumbuhan. Karena memiliki fungsi yang sangat kompeks. Yakni
menyalurkan berbagai aktivitas transportasi baik unsur hara, air, sari-sari
makanan dan hasil fotosintesa melalui xilem dan floem. Selain itu juga
mengalami pembelahan primer dan sekunder.
4.2.3
Organ Akar
a.
Jaringan Pengangkut
Pengamatan Organ
akar dengan irisan melintang ditemukan adanya Jaringan pengangkut yaitu xylem
dan floem. Selain itu juga ditemukan jaringan epidermis dilapisan terluar dan
kambium serta silindris pusat dibagian tengah.
Xilem memiliki fungsi sebagai
jaringan pengangkut zat-zat hara, sari-sari makanan dan air dari dalam tanah.
Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesa dan hasil-hasil
proses asimilasi.
Jaringan epidermis berfungsi
sebagai jaringan terluar yang melindungi jaringan-jaringan dalam. Jaringan
epidermis ini biasanya mengalami modifikasi sebagai bulu akar. Yang memiliki
fungsi untuk memperluar penyerapan hara dan air dari dalam tanah. Pada akar
terdapat korteks yang merupakan hasil perkembangan dari meristem. Sel-sel nya
tersusun rapat. Korteks merupakan jaringan parenkim (dasar).
Kambium merupakan jaringan
meristem sekunder. Jaringan ini berfungsi sebagai jaringan embrional sekunder
yang terus aktif membelah atau memperbanyak diri. Juga ditemukan silinder pusat
yang terdapat ditengah. Silinder pusat (bagian
tengah) yang memiliki pembuluh sebagai bagian terpenting. Ikatan buluh kayu
yang tersusun seperti jari-jari, letaknya bergiliran dengan ikatan buluh tapis;
diantaranya terdapat parenkim. Akar cabang muncul dari lapisan luar silinder
pusat sehingga harus menembus endodermis dan kulit pertama (Anonymous, 2009).
Akar merupakan organ penting
pada tumbuhan. Karena memiliki fungsi yang sangat kompeks. Yakni menyerap air
dan zat-zat hara dalam tanah yang kemudian akan diedarkan ke daun dan seluruh
tubuh.
b. Trakea Akar
Pengamatan pada
Organ akar ditemukan adanya Trakea berbentuk persegi panjang. Trakea merupakan
bentuk jaringan pengangkut yang dilihat secara membujur.
4.2.4
Organ Biji
a.
Lapisan pada Biji
Pengamatan pada Organ biji ditemukan adanya Kutikula,
Endosperm, dan embrio.
Pada umumnya biji memiliki tiga bagian utama, yakni lembaga (embrio), adangan makanan untuk pertumbuhan embrio, dan
pelindung biji, yakni kulit biji.
-
Lembaga (embrio) adalah jaringan bakal tumbuhan dari
mana tumbuhan yang baru akan berkembang manakala kondisi lingkungannya sesuai.
Lembaga ini memiliki satu helai daun lembaga (kotiledon) pada tetumbuhan berkeping satu (monokotil); dua helai daun lembaga pada hampir
semua tetumbuhan berkeping dua (dikotil); dan dua atau lebih pada tetumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae). Selanjutnya lembaga juga memiliki
calon akar yang disebut radikula dan
calon tunas yang disebut plumula. Calon
batang yang terletak di atas titik perlekatan daun lembaga disebut epikotil, dan
yang terletak di bawahnya disebut hipokotil.
-
cadangan makanan, yang diperlukan oleh tumbuhan baru ketika mulai tumbuh
membesar. Bentuk nutrisi yang disimpan bervariasi tergantung
pada jenis tumbuhan tersebut. Pada Angiospermae, cadangan ini bermula dari
jaringan yang disebut endosperma, yang berasal dari tetumbuhan induk
melalui proses pembuahan ganda. Endosperma yang biasanya triploid ini kaya akan minyak nabati atau zat pati dan protein.
-
Kulit biji (testa) berkembang dari jaringan integumen yang
semula mengitari ovula (bakal biji). Tatkala biji masak, kulit biji ini dapat
setipis kertas (misalnya pada kacang tanah) atau tebal dan keras seperti pada kelapa. Kulit biji ini berguna untuk menjaga lembaga dari kekeringan
dan kerusakan mekanis (Anonymous, 2012).
4.2.5
Organ Buah
a.
Lapisan Pada Buah
Pengamatan pada
Organ buah ditemukan adanya Lapisan pada buah, yaitu epikarpium, mesokarpium,
dan endokarpium.
Beberapa lapisan penyusun
buah yakni epicarpium, mesocarpium dan endocarpium. Epicarpium merupakan
lapisan terluar dari buah durian (kulit) sebagai lapisan epidermis yang
merupakan jaringan-jaringan pelindung jaringan-jaringan didalamnya. Kemudian
terdapat lapisan mesocarpium yang biasa disebut daging buahnya. Mesocarpium ini
juga tersusun oleh jaringan-jaringan dasar (parenkim) yang didalam tiap-tiap
selnya terdapat zat-zat penimbun (amilum). Pada bagian dalamnya terdapat
lapisan endocarpium yang merupan lapisan setelah mesocarpium yang membatasi
dengan ruang buah (Soerodikoesoemo, 1993).
b.
Parenkim Penimbun
Pengamatan pada
Organ buah Durio sp. tepatnya pada
daging buah ditemukan adanya Parenkim penimbun. Parenkim penimbun merupakan
tempat cadangan makanan dan amilum.
Parenkim disebut juga sebagai jaringan dasar karena
merupakan jaringan penyusun sebagian besar organ tumbuhan. Parenkim tersusun
oleh sel-sel yang relatif tidak mempunyai tugas khusus karena sel-sel tadi
hanya mengalami diferensiasi sederhana. . Parenkim pada umumnya tersusun oleh sel-sel yang
berdinding tipis, bervakuola besar dengan protoplasma yang hidup. Bentuk sel
pada umumnya isodiametris, poliendris dan ada yang bercabang seperti bintang
sehingga diantaranya terdapat banyak ruang antar sel. Parenkim merupakan tempat
utama berlangsungnya aktifitas tumbuhan yang penting, misalnya fotosintesis,
respirasi, penimbunan zat makanan cadangan, sekresi, ekskresi dan bentuk
aktifitas tersebut tergantung pada protoplas sel-sel penyusunnya (Woelaningsih, 1984).
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
·
Pada Durio sp tersusun oleh beberapa
organ-organ penting yang menyusunnya. Diantaranya organ akar, batang, daun,
bunga, buah dan biji. Masing-masing organ memiliki fungsi yang kompleks.
·
Pada tiap-tiap organ disusun oleh beberapa
jaringan penyusun seperti jaringan meristem, jaringan dasar (parenkim),
jaringan dermal, jaringan pembuluh (xilem dan floem), jaringan penguat
(kolenkim dan sklerenkim), serta jaringan ideoblast.
·
Pada
organ daun Durian ditemukan epidermis, parenkim palisade, stomata dan trikoma
berbentuk duri.
·
Pada
organ batang Durian ditemukan jaringan pengangkut (xylem dan floem) dan
jaringan penguat (epidermis dan kambium). Serta ditemukan sel penyusun batang
berbentuk persegi panjang.
·
Pada
organ akar Durian ditemukan jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem, serta
epidermis dilapisan terluar. Pada irisan membujur ditemukan trakea akar
berbentuk persegi panjang.
·
Pada
organ biji Durian ditemukan adanya kutikula, endosperm,
dan embrio.
·
Pada
organ buah Durian ditemukan parenkim penimbun (amilum dan cadangan makanan)
dan ditemukan lapisan epicarpium, mesocarpium, dan endocarpium.
5.2 Saran
Kami telah melakukan
pengamatan anatomi pada tanaman Durian yaitu bagian buah, biji, daun, batang,
dan akar. Namun masih banyak bagian anatomi yang belum terlihat dengan jelas,
dikarenakan berbagai factor yang menyebabkan hasil pengamatan menjadi tidak
maksimal. Jadi, untuk pengamat atau peneliti selanjutnya agar bisa lebih
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif Priadi,
Biology 2 for Senior High School Year XI,
Bilingual based on KTSP 2006, Yudhistira.
Soerodikoesoemo,
Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan
Fisiologi Tumbuhan, Penerbit Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.
Tjitrosoepomo,Gembong,
Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.2007.
Wigati Hadi
Omegawati dan Rohana Kusumawati, 2011, PR
Biologi untuk SMA/MA kelas XI semester 1, Klaten, Intan Pariwara.
Woelaningsih, Sri. 1987. Anatomi Tumbuhan.
Jakarta: UT.
Anonymous,
2009. Jaringan Tumbuhan. http://iceteazegeg.wordpress.com
/2009/03/18/jaringan-tumbuhan/.
Diakses pada tanggal 07 Juni 2012
/2009/05/jaringan
pada-tumbuhan.html. Diakses pada
tanggal 07 Juni
2012
Anonymous,
2010. Anatomi Akar. http://kamuspengetahuan.blogspot.com/organ-tumbuhan-akar
radix.html. Diakses pada tanggal 07 Juni 2012
07 Juni 2012
Diakses pada tanggal 07 Juni 2012
Anonymous,
2012. Jaringan tumbuhan. http://smileforgonz.blogspot.com
/2010/09/jaringan-tumbuhan.html.
Diakses pada tanggal 07 Juni 2012
plant=509. Diakses pada tanggal 07 Juni 2012