Rabu, 22 Februari 2017

JARINGAN DAN ORGANOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio sp.)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia dan hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan “pembedahan”. Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hirarki dalam kehidupan, yaitu: (1) sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya, (2) histologi, mempelajari struktur dan fungsi jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya, dan (3) organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya.
Sel-sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel embrional akan berdiferensiasi menjadi bermacam-macam susunan yang selanjutnya disebut jaringan. Jaringan merupakan kelompok sel-sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama. Pengelompokkan jaringan tubuh tumbuhan didasarkan atas letaknya pada tubuh, tipe selnya, fungsinya, asalnya, dan tingkat perkembangannya. Salah satu jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan adalah jaringan pelindung.
Jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya.
Sistem Organ pada tumbuhan berupa akar, batang, daun, bunga, biji, buah, bunga. Akar merupakan organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan.
            Laporan pengamatan ini berisi penjelasan mengenai hasil pengamatan Jaringan dan Organologi Tanaman Durian dan beberapa literatur pembanding. Tanaman durian sendiri termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.

1.2  Tujuan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur anatomi Jaringan dan Organologi tumbuhan Durian (Durio sp) seperti akar, batang, daun, buah, bunga, dan biji.
  

BAB  II
DASAR TEORI

2.1 Durian (Durio sp.)
2.1.1 Klasifikasi Durian
Berikut klasifikasi atau taksonomi dari Tanaman Durian (Durio sp.)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Malvales
Famili              : Bombacaceae
Genus              : Durio
Spesies : Durio sp.
(Anonymous, 2012)

2.1.2 Deskripsi Tanaman Durian
a.      Daun
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang (Aboealkhair, 2005).
b.      Bunga
Bunga muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknyamembentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu.Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjarnektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Bunga durian, keluar langsung dari batang/cabang secara berkelompok (Aboealkhair, 2005).
c.       Buah
Buah durian bertipe kapsul berbentukbulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm.Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena itu disebut "durian",berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut "sukun") (Aboealkhair, 2005).

d.      Batang
Batang durian ini memiliki batang berkayu, silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar, percabangan simpodial, bercabang banyak, arah mendatar (Aboealkhair, 2005).
e.       Akar
Akar durian ini berakar tunggang (Aboealkhair, 2005).


2.2  Organ Tumbuhan
            Tubuh multiseluler suatu tumbuhan berbiji merupakan hasil spesialisasi evolusioner dalam waktu yang panjang. Spesialisasi ini menyebabkan perbedaan secara morfologis, fisiologis antara berbagai bagian tubuh tumbuhan. Pada dasarnya tumbuh tumbuhan terbagi menjadi daun, batang, dan akar.

2.2.1 Daun

Gambar 1. Anatomi Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia

a.      Fungsi Daun
Daun pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
·           Tempat terjadinya fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
·           Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi
·           Tempat terjadinya transpirasi.
·           Tempat terjadinya gutasi.
·           Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
b.      Epidermis Daun
Epidermis pada daun merupakan lapisan sel hidup terluar. Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
c.       Jaringan mesofil
Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan
d.      Jaringan bunga karang
Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
e.       Berkas pembuluh angkut
Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai sponsor penegak tumbuhan
Floem berfungsi mentransfor hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
f.       Stomata
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.


2.2.2. Batang
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.

Gambar 2. Perbedaan Anatomi Batang dikotil dan monokotil.

a.      Jaringan Batang
1.      Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
-          Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

-          Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
-          Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
-          Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun (Anoymous, 2010).
2.      Batang Monokotil
Batang pada Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp) (Anoymous, 2010).

b.      Fungsi Batang
Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda, sedangkan warna batang yang telah tua adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai penopang, pengangkut air dan zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta sebagai alat perkembangbiakan.
-          Penopang.
Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari). Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya. Pengaruh cahaya pada tumbuhan akan kamu pelajari di kelas lima.
-          Pengangkut.
Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu, batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
-          Penyimpan.
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat diperlukan.
-          Alat perkembangbiakan.
Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Hampir semua pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan, menggunakan batang.

Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat dimanfaatkan, antara lain, untuk membuat perabot rumah tangga, contohnya batang pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya sagu, asparagus; untuk bahan industri, contohnya tebu dan bambu.

2.2.3        Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela (Anonymous, 2010).
a.      Fungsi Akar
-          Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
-          Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
-          Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
b.      Anatomi Akar

Gambar 3. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
-          Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
-          Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
-          Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
-          Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
·         Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
·         Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari   
jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
·         Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari
jaringan parenkim.

2.3 Jaringan Tumbuhan
2.3.1 Pengertian Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan (Wigati Hadi, 2011). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Arif Priadi, 2006).

2.3.2 Macam – Macam Jaringan Tumbuhan
Jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan dewasa (permanen).
a.      Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Tjitrosoepomo, 2007).
Jaringan meristem memiliki ciri-ciri, antara lain: aktif membelah dan belum mengalami deferensiasi, berukuran kecil dan berdinding tipis, memiliki nukleus yang relative kecil, bervakuola kecil, dan mengandung banyak sitoplasma, serta berbentuk kuboid atau prismatik.
Berdasarkan letaknya pada batang, jaringan meristem terbagi menjadi tiga, antara lain :
·         Meristem lateral (samping), adalah meristem yang terdapat di kambium dan kambium gabus (felogen).
·         Meristem interkalar (antara), adalah meristem  yang terdapat di jaringan dewasa dan terdapat di pangkal ruas batang.
·         Meristem apikal (ujung), adalah meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar.
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem terbagi  menjadi tiga, antara lain :
·      Promeristem, adalah jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan msih dalam tingkat embrio.
·      Meristem primer, adalah meristem yang berasal dari sel-sel embrional yang merupakan kelanjutan dari pertumbuhan dan perkembangan embrio atau lembaga yang terdapat di ujung batang serta ujung akar.
·      Meristem sekunder, adalah meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang telah terhenti pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali.

b.      Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sudah tidak aktif membelah dan telah mengalami deferensiasi.
Jaringan pelindung, berfungsi melindungi tumbuhan dari pengaruh luar yang merugikan. Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis, berfungsi melindungi jaringan yang ada di bawahnya, tempat masuknya air dan mineral pada akar muda, epidermis air untuk transpirasi. untuk keluar masuknya O2 dan CO2. Jaringan gabus, berfungsi menggantikan fungsi epidermis jika epidermis hilang, rusak, mati, atau tidak aktif lagi serta untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air.
Jaringan dasar (parenkim), adalah jaringan yang terletak hamper di semua bagian tumbuhan. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat bagi jaringan-jaringan lain, berperan dalam fotosintesis, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan untuk penyembuhan luka. Terdiri atas dua jenis, yaitu aerenkim dan klorenkim. Aerenkim adalah jaringan parenkim dengan rongga udara yang luas, sedangkan klorenkim adalah jaringan parenkim yang mengandung kloroplas yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Jaringan penguat (mekanik), berfungsi untuk memperkukuh tubuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan kolenkim adalah jaringan hasil diferensiasi jaringan parenkim yang berfungsi untuk menyokong dan memperkuat organ tumbuhan. Sedangkan, jaringan sklerenkim adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel yang bersifat tidak aktif dan seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan serta berfungsi sebagai penyokong organ.
Jaringan pengangkut (pembuluh), terdiri atas jaringan xilem dan jaringan floem. Xilem, berfungsi air dan unsur hara dari akar ke daun. Floem, berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesisdari daun ke seluruh bagian tumbuhan.


BAB  III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
            Waktu dan tempat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada:
Hari                 : Jumat
Tanggal           : 01 Juni 2012
Pukul               : 10.00 WIB – Selesai
Tempat            : Laboratorium Biologi UMM

3.2 Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah alat praktikum yang ada di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, diantara lain:
-          Mikroskop
-          Kaca Preparat dan Penutup Preparat
-          Beaker Glass
-          Pepet Tetes
-          Silet
Bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah bahan kami sediakan, antara lain:
-          Aquades
-          Tanaman Durian yang terdiri dari Akar, Batang, dan Daun
-          Buah Durian (Durio sp.)

3.3 Cara Kerja
Langkah pengamatan yang kami lakukan yaitu:
-          Menyiapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan
-          Mendokumentasikan morfologi Tanaman Durian sebelum mengamatinya
-          Mengambil dan mengiris daun, batang, dan akar, serta buah durian secara melintang menggunakan silet kemudian mengamati dibawah mikroskop secara bergantian.
-          Mengambil dan menyayat daun, batang, dan akar serta buah durian secara membujur menggunakan silet kemudian mengamati dibawah mikroskop secara bergantian.
-          Mendokumentasikan semua hasil pengamatan yang didapat dari mikroskop.
-          Membandingkan hasil pengamatan dengan literatur dan sumber belajar.

-          Membuat laporan pengatan yang telah dilakukan.


BAB  IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Organ Daun








4.1      Pembahasan
4.1.1        Organ Daun
a.      Epidermis dan Parenkim Palisade
Pengamatan pada Organ Daun dengan irisan melintang ditemukan adanya epidermis dan jaringan tiang. Epidermis ditemukan bagian terluar dan dibawahnya jaringan tiang atau disebut juga parenkim palisade.
Parenkim palisade adalah parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan mangandung kloroflas. Contoh: mesofil daun. Parenkim palisade merupakan bagian dari jaringan parenkim (Anonymous, 2009).

b.      Stomata
Pengamatan pada Daun Durian (Durio sp.) dengan cara irisan membujur permukaan bawah daun ditemukan stomata berbentuk ginjal. Bentuk ginjal pada stomata hanyalah sel penjaga. Bentuk ginjal pada stomata ini juga merupakan penciri dikotil. Pada dasarnya stomata berbentuk garis yang bisa terbuka ketika melakukan respirasi. Stomata adalah derivat dari lapisan epidermis pada daun. Disekelilingnya terdapat sel-sel tetangga. Stomata pada daun durian sangat banyak dan kecil.
Stomata juga merupakan parenkim asimilasi. Selain itu juga dapat ditemukan derivat atau modifikasi dari epidermis daunnya yang berbentuk seperti bulu-bulu kecil pada daun. Bulu-bulu kecil ini memiliki fungsi sebagai rambut-rambut pelindung biasa. Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis. Kemudian stoma akan mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma terletak di epidermis bawah (Anonymous, 2009).

c.       Trikoma
Pengamatan pada Daun juga ditemukan Trikoma berbentuk duri. Trikoma merupakan derivat epidermis. Trikoma pada Durio sp. yang berbentuk duri bersifat non-glanduler yaitu tidak mengeluarkan secret.
Sel trikoma pada Durio sp. termasuk multiseluler karena berjumlah banyak. Di dalam selnya tidak ditemukan adanya sistolit, sehingga termasuk dalam trikoma nonglanduler. Selain itu juga ditemukan trikoma bentuk bintang multiseluler, yang di dalamnya tidak ditemukan adanya sistolit juga (Anonymous, 2010).

4.1.2        Organ Batang
a.      Jaringan pengangkut dan Jaringan penguat
            Pengamatan pada Organ batang secara melintang ditemukan adanya Jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem serta jaringan penguat Epidermis dan cambium.
Xilem memiliki fungsi sebagai jaringan pengangkut zat-zat hara, sari-sari makanan dan air dari tanah. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesa dan hasil-hasil proses asimilasi.
Selain itu juga ditemukan jaringan epidermis. Jaringan epidermis ini berfungsi sebagai jaringan terluar yang melindungi jaringan-jaringan dalam. Sebagai jaringan dermal, jaringan epidermis terlapisi oleh kutikula, diliputi semacam bahan gabus yang disebut cutine. Selain itu juga terdapat korteks yang terletak dibawah epidermis (endodermis). Korteks ini tersusun atas sel-sel kolenkim (sebagai jaringan penunjang) dan sel-sel parenkim (sebagai jaringan dasar atau pengisi).
Pada batang juga ditemukan kambium yang merupakan jaringan meristem sekunder. Jaringan ini berfungsi sebagai jaringan embrional sekunder yang terus aktif membelah atau memperbanyak diri. Juga ditemukan jari-jari empulur yang tersusun atas jaringan-jaringan parenkim. Jaringan yang lebih dalam disebut empulur (Anonymous, 2009).

b.      Sel Penyusun Batang
            Pengamatan pada Organ batang secara membujur ditemukan Sel Penyusun yang berbentuk persegi panjang. Sel tersebut merupakan sel mati yang berfungsi sebagai penguat pada batang dan merupakan golongan parenkim.
Batang merupakan organ penting pada tumbuhan. Karena memiliki fungsi yang sangat kompeks. Yakni menyalurkan berbagai aktivitas transportasi baik unsur hara, air, sari-sari makanan dan hasil fotosintesa melalui xilem dan floem. Selain itu juga mengalami pembelahan primer dan sekunder.

4.2.3 Organ Akar
a. Jaringan Pengangkut
            Pengamatan Organ akar dengan irisan melintang ditemukan adanya Jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem. Selain itu juga ditemukan jaringan epidermis dilapisan terluar dan kambium serta silindris pusat dibagian tengah.
Xilem memiliki fungsi sebagai jaringan pengangkut zat-zat hara, sari-sari makanan dan air dari dalam tanah. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesa dan hasil-hasil proses asimilasi.
Jaringan epidermis berfungsi sebagai jaringan terluar yang melindungi jaringan-jaringan dalam. Jaringan epidermis ini biasanya mengalami modifikasi sebagai bulu akar. Yang memiliki fungsi untuk memperluar penyerapan hara dan air dari dalam tanah. Pada akar terdapat korteks yang merupakan hasil perkembangan dari meristem. Sel-sel nya tersusun rapat. Korteks merupakan jaringan parenkim (dasar).
Kambium merupakan jaringan meristem sekunder. Jaringan ini berfungsi sebagai jaringan embrional sekunder yang terus aktif membelah atau memperbanyak diri. Juga ditemukan silinder pusat yang terdapat ditengah. Silinder pusat (bagian tengah) yang memiliki pembuluh sebagai bagian terpenting. Ikatan buluh kayu yang tersusun seperti jari-jari, letaknya bergiliran dengan ikatan buluh tapis; diantaranya terdapat parenkim. Akar cabang muncul dari lapisan luar silinder pusat sehingga harus menembus endodermis dan kulit pertama (Anonymous, 2009).
Akar merupakan organ penting pada tumbuhan. Karena memiliki fungsi yang sangat kompeks. Yakni menyerap air dan zat-zat hara dalam tanah yang kemudian akan diedarkan ke daun dan seluruh tubuh.

b. Trakea Akar
            Pengamatan pada Organ akar ditemukan adanya Trakea berbentuk persegi panjang. Trakea merupakan bentuk jaringan pengangkut yang dilihat secara membujur.
4.2.4 Organ Biji
a. Lapisan pada Biji
            Pengamatan pada Organ biji ditemukan adanya Kutikula, Endosperm, dan embrio.
Pada umumnya biji memiliki tiga bagian utama, yakni lembaga (embrio), adangan makanan untuk pertumbuhan embrio, dan pelindung biji, yakni kulit biji.
-          Lembaga (embrio) adalah jaringan bakal tumbuhan dari mana tumbuhan yang baru akan berkembang manakala kondisi lingkungannya sesuai. Lembaga ini memiliki satu helai daun lembaga (kotiledon) pada tetumbuhan berkeping satu (monokotil); dua helai daun lembaga pada hampir semua tetumbuhan berkeping dua (dikotil); dan dua atau lebih pada tetumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Selanjutnya lembaga juga memiliki calon akar yang disebut radikula dan calon tunas yang disebut plumula. Calon batang yang terletak di atas titik perlekatan daun lembaga disebut epikotil, dan yang terletak di bawahnya disebut hipokotil.
-          cadangan makanan, yang diperlukan oleh tumbuhan baru ketika mulai tumbuh membesar. Bentuk nutrisi yang disimpan bervariasi tergantung pada jenis tumbuhan tersebut. Pada Angiospermae, cadangan ini bermula dari jaringan yang disebut endosperma, yang berasal dari tetumbuhan induk melalui proses pembuahan ganda. Endosperma yang biasanya triploid ini kaya akan minyak nabati atau zat pati dan protein.
-          Kulit biji (testa) berkembang dari jaringan integumen yang semula mengitari ovula (bakal biji). Tatkala biji masak, kulit biji ini dapat setipis kertas (misalnya pada kacang tanah) atau tebal dan keras seperti pada kelapa. Kulit biji ini berguna untuk menjaga lembaga dari kekeringan dan kerusakan mekanis (Anonymous, 2012).
 4.2.5 Organ Buah
a. Lapisan Pada Buah
            Pengamatan pada Organ buah ditemukan adanya Lapisan pada buah, yaitu epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium.
Beberapa lapisan penyusun buah yakni epicarpium, mesocarpium dan endocarpium. Epicarpium merupakan lapisan terluar dari buah durian (kulit) sebagai lapisan epidermis yang merupakan jaringan-jaringan pelindung jaringan-jaringan didalamnya. Kemudian terdapat lapisan mesocarpium yang biasa disebut daging buahnya. Mesocarpium ini juga tersusun oleh jaringan-jaringan dasar (parenkim) yang didalam tiap-tiap selnya terdapat zat-zat penimbun (amilum). Pada bagian dalamnya terdapat lapisan endocarpium yang merupan lapisan setelah mesocarpium yang membatasi dengan ruang buah (Soerodikoesoemo, 1993).

b. Parenkim Penimbun
            Pengamatan pada Organ buah Durio sp. tepatnya pada daging buah ditemukan adanya Parenkim penimbun. Parenkim penimbun merupakan tempat cadangan makanan dan amilum.
Parenkim disebut juga sebagai jaringan dasar karena merupakan jaringan penyusun sebagian besar organ tumbuhan. Parenkim tersusun oleh sel-sel yang relatif tidak mempunyai tugas khusus karena sel-sel tadi hanya mengalami diferensiasi sederhana. . Parenkim pada umumnya tersusun oleh sel-sel yang berdinding tipis, bervakuola besar dengan protoplasma yang hidup. Bentuk sel pada umumnya isodiametris, poliendris dan ada yang bercabang seperti bintang sehingga diantaranya terdapat banyak ruang antar sel. Parenkim merupakan tempat utama berlangsungnya aktifitas tumbuhan yang penting, misalnya fotosintesis, respirasi, penimbunan zat makanan cadangan, sekresi, ekskresi dan bentuk aktifitas tersebut tergantung pada protoplas sel-sel penyusunnya (Woelaningsih, 1984).
  
BAB  V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·         Pada Durio sp tersusun oleh beberapa organ-organ penting yang menyusunnya. Diantaranya organ akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Masing-masing organ memiliki fungsi yang kompleks.
·         Pada tiap-tiap organ disusun oleh beberapa jaringan penyusun seperti jaringan meristem, jaringan dasar (parenkim), jaringan dermal, jaringan pembuluh (xilem dan floem), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), serta jaringan ideoblast.
·         Pada organ daun Durian ditemukan epidermis, parenkim palisade, stomata dan trikoma berbentuk duri.
·         Pada organ batang Durian ditemukan jaringan pengangkut (xylem dan floem) dan jaringan penguat (epidermis dan kambium). Serta ditemukan sel penyusun batang berbentuk persegi panjang.
·         Pada organ akar Durian ditemukan jaringan pengangkut yaitu xylem dan floem, serta epidermis dilapisan terluar. Pada irisan membujur ditemukan trakea akar berbentuk persegi panjang.
·         Pada organ biji Durian ditemukan adanya kutikula, endosperm, dan embrio.
·         Pada organ buah Durian ditemukan parenkim penimbun (amilum dan cadangan makanan) dan ditemukan lapisan epicarpium, mesocarpium, dan endocarpium.

5.2  Saran
Kami telah melakukan pengamatan anatomi pada tanaman Durian yaitu bagian buah, biji, daun, batang, dan akar. Namun masih banyak bagian anatomi yang belum terlihat dengan jelas, dikarenakan berbagai factor yang menyebabkan hasil pengamatan menjadi tidak maksimal. Jadi, untuk pengamat atau peneliti selanjutnya agar bisa lebih baik.   


DAFTAR PUSTAKA

Arif Priadi, Biology 2 for Senior High School Year XI, Bilingual based on KTSP 2006, Yudhistira.

Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk,  1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Penerbit Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.

Tjitrosoepomo,Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.2007.

Wigati Hadi Omegawati dan Rohana Kusumawati, 2011, PR Biologi untuk SMA/MA kelas  XI semester 1, Klaten, Intan Pariwara.

Woelaningsih, Sri. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: UT.

Anonymous, 2009. Jaringan Tumbuhan. http://iceteazegeg.wordpress.com
/2009/03/18/jaringan-tumbuhan/. Diakses pada tanggal 07 Juni 2012

Anonymous,    2009. Jaringan tumbuhan. http://kamuspengetahuan.blogspot.com
/2009/05/jaringan pada-tumbuhan.html. Diakses pada tanggal 07 Juni
2012

Anonymous, 2010. Anatomi Akarhttp://kamuspengetahuan.blogspot.com/organ-tumbuhan-akar radix.html. Diakses pada tanggal 07 Juni 2012

Anonymous, 2012. Biji Dikotil. http://id.wikipedia.com/Biji.Diakses pada tanggal
07 Juni 2012

Diakses pada tanggal 07 Juni 2012

Anonymous, 2012. Jaringan tumbuhan. http://smileforgonz.blogspot.com
/2010/09/jaringan-tumbuhan.html. Diakses pada tanggal 07 Juni 2012

Anonymous, 2012. Klasifikasi Durian. http://www.plantamor.com/index.php?
plant=509. Diakses pada tanggal 07 Juni 2012