Selasa, 07 Maret 2017

Maserasi Caulis Cabe Rawit ( Capsicum frutescens )

I.              JUDUL
Preparat Maserasi Caulis Cabe Rawit ( Capsicum frutescens )

II.           TUJUAN
Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai berkas pengangkut dari caulis Capsicum frutescens. Sehingga dapat diamati di bawah mikroskop dan memudahkan dalam pengamatan.

III.        METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.   Botol flakon
2.   Pisau/silet
3.   Kaca Penutup
4.   Kaca Benda
5.   Hotplate
6.   Cawan Petri
7.   Mikroskop
8.   Beaker Glass
9.   Pipet Tetes
3.1.2     Bahan
1.   Batang tumbuhan (Capsicum frutescens.)
2.   Aquades
3.   Larutan KOH 10%
4.   Asam nitrat 10%
5.   Asam kromat 10%
6.   Larutan pewarna safranin
7.   Larutan alkohol 30%, 50%, 70%, 80% , 100% dan 100%
8.   Larutan alkohol : xylol 3:1, 1:1, dan 1:3
9.   Xylol
10. Enthelen

3.2   Prosedur Kerja
1.   Mengiris batang Capsicum frutescens. 1 cm
2.   Memasukkan irisan batang ke dalam beaker glass
3.   Memberi aquades, dan memanaskan di atas hotplate
4.   Mendinginkan, membuang aquades, mengganti dengan KOH 10%, merebus kembali selama 3 menit
5.   Memindahkan bahan ke cawan petri, mencuci dengan aquades
6.   Menetesi dengan campuran asam nitrat 10% : asam kromat 10% (10 tetes : 10 tetes), membiarkan hingga lunak
7.   Mencuci dengan aquades
8.   Menetesi dengan pewarna safranin (sesuai kebutuhan) dan di diamkan selama 1 jam
9.   Mencuci dengan aquades
10.  Mendehidrasi dengan alkohol bertingkat 30%, 50%, 70%, 80%, 100%,100% masing-masing 3 menit
11.  Dealkoholisasi campuran alkohol : xylol (3:1, 1:1, 1:3) masing-masing 3 menit
12.  Memindah bahan ke gelas benda, mengambil bahan yang terkecil dan transparan
13.  Menetesi xylol 1 selama 3 menit
14.  Menetesi xylol 2, lengsung enthelen, menutup dengan kaca penutup.
15.  Mengamati dibawah mikroskop
16.  Memberi label pada preparat yang sudah jadi.

3.3 Skema Prosedur Kerja

Rounded Rectangle: 1 Mengiris batang cabe rawit
Rounded Rectangle: 2 Memasukkan irisan batang ke dalam beaker glass
Rounded Rectangle: 3. Memberi aquades dan memanaskan di atas hotplate
Rounded Rectangle: 4. Mendinginkan, membuang aquades, mengganti dengan KOH 10% dan merebus kembali selama 3’
Rounded Rectangle: 5. Memindah bahan ke cawan petri, mencuci dengan aquades
Rounded Rectangle: 6. Menetesi dengan campuran asam nitrat 10% : asam kromat 10% (10 tetes : 10 tetes)
Rounded Rectangle: 7. Mencuci dengan aquades
Rounded Rectangle: 8. Menetesi dengan pewarna safranin dan didiamkan selama 1 jam
Rounded Rectangle: 9. Mencuci dengan aquades
Rounded Rectangle: 10. Mendehidrasi dengan alkohol bertingkat 30%, 50%, 70%, 80%, dan 100% masing-masing 3’
Rounded Rectangle: 11. Tetesi campuran alcohol : xylol 1 : 3, 1 : 1, 3 : 1 masing-masing 3 menit
Rounded Rectangle: 12. Menetesi dengan xylol murni selama 3 menit
Rounded Rectangle: 13. Meletakkan bahan pada kaca preparat
Rounded Rectangle: 14 Menetesi dengan xylol, memberi entelen dan menutup dengan kaca penutup






 
















  
V. Anatomi Cabe Rawit ( Capsicum frutescens )
a.       Epidermis
 Epidermis biasanya terdiri atas satu lapisan sel yang memiliki mulut daun (stomata) dan rambut (trikomata). Sel epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Respon sel epidermis terhadap tekanan itu adalah dengan melebar tangensial dan membelah antiklinal.
b.      Korteks
     Korteks adalah kawasan di antara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar. Korteks biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah jaringan pembuluh sering tidak jelas karena tidak ada endodermis.
c.       Empulur
Empulur biasanya terdiri atas parenkim yang dapat mengandung kloroplas. Bagian tengah empulur dapat rusak di waktu pertumbuhan. Sering hal itu terjadi hanya di daerah ruas, sementara di daerah buku, empulur utuh, disebut diafragma buku. Dalam empulur terdapat ruang antarsel yang mencolok besarnya. Sel-sel di bagian tepi empulur berukuran lebih kecil, tersusun kompak, dan berdaya hidup lebih lama. Oleh karena empulur juga disebut medulla, maka daerah tepi dengan sel berukuran kecil dan kompak dinamakan seludang primedula.

 Preparat Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut.
Metode maserasi ini juga dikenal dengan preparat teasing. Pengertian teasing adalah menguraikan untuk dapat memisahkan komponen suatu jenis jaringan maupun organ. Dengan demikian teasing dilakukan pada jenis sediaan organ yanng difiksasi sebelum memperoleh pewarnaan. Sebelum proses teasing, biasanya dilakukan berbagai tindakan pendahuluan misalnya dengan pelunakan tissue ke seluruh atau sebagian saja dengan jalan perendaman dalam air atau larutan tertentu. Perlakuan pendahuluan ini dikenal dengan proses maserasi. Selama teasing hendaklah selalu dijaga agar tissue selalu dalam keadaan basah.

  Analisis Hasil Pengamatan
Praktikum maserasi kali ini menggunakan batang cabe rawit , erlebih dahulu batang dipotong – potong sampai menjadi potongan yang berukuran kecil (± 1 cm). Hal ini untuk memudahkan dalam pengelihatan di mikroskop, apabila batang dipotong dengan ukuran besar ditakutkan sel batang tersebut tidak terlitah dibawah mikroskop. Potongan –potongan itu lalu direndam dengan KOH 10 % sampai mendidih selama 3 menit perendaman pada larutan KOH dilakukan agar batang menjadi lunak sehingga sel-sel tidak terlalu rapat dan mudah diamati dibawah mikroskop. Setelah perendaman larutan KOH batang-batang tersebut dicuci di bawah air mengalir. Ini dilakukan agar larutan KOH tadi larut terbawa air.
Batang-batang tersebut dimasukkan dalam campuran asam nitrat dan asam cromat masing – masing 10 % dengan perbandingan (1:1) yang sama sampai bahan menjadi benar – benar lunak. Asam nitrat dan asam cromat berfungsi untuk melunakkan batang-batang tersebut, perendaman tidak boleh terlalu lama karena dapat menyebabkan sel batang menjadi hancur. Kalau sudah lunak dicuci kembali dalam air mengalir, hal ini dilakukan untuk melarutkan larutan asam nitrat dan asam cromat dan dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan safranin selama 10 menit. Kemudian dicuci lagi dalam air yang mengalir. Setelah dicuci didehidrasi dengan alkohol bertingkat (30%, 50%, 70%, 80%, 100%, 100%) sampai alkohol tersebut absolut. Hal ini dilakukan bertujuan untuk:
-          Membunuh organisme yang menggangu sel tanpa mengubah posisi organel yang ada di dalamnya
-          Menghilangkan air yang ada dalam sel dan memperoleh hasil yang sempurna
-          Agar alkohol tersebut dapat menyerap air sedikit demi sedikit supaya dapat menjaga agar tidak terjadi perubahan yang tiba-tiba terhadap jaringan sehingga perubahan yang terjadi hanya sekecil mungkin.
Penggunaan alkohol bertigkat juga digunakan sebagai dehidran adalah agar jaringan yang dihasilkan benar-benar murni setelah dilakukannya pewarnaan tadi. Fungsi dari dehidrasi itu sendiri ialah untuk mengeluarkan air dari dalam jaringan dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Kemudian batang Capsicum frutescens L. didealkoholisasi menggunakan xylol. Hal ini bertujuan untuk menggantikan tempat alkohol dalam jaringan yang telah mengalami proses dehidrasi dengan suatu solven atau medium penjernih. Kemudian dipisah – pisahkan bagian – bagiannya dengan menggunakan jarum preparat. Pada proses akhir preparat di mounting dengan enthelan ini digunakan untuk menutup preparat tersebut agar tidak terganggu oleh mikroorganisme kemudian ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diberi label pada ujung gelas objek agar tidak tertukar dengan preparat batang yang lainnya. Dan preparat tersebut siap diamati dibawah mikroskop.
Dari gambar preparat sel yang telah dapat kita lihat bentuk sel spiral yang jelas dan warna sel pada preparat kuning kecoklatan. Sedangkan proses pewarnaan menggunakan safranin, Hal ini tidak sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan pewarnaan safranin yang seharusnya warna preparat maserasi pada batang Capsicum frutescens L. berwarna merah.
Praktikum kali ini dikatakan berhasil dikarenakan  adanya beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:
1.    Kebersihan dan kelengkapan alat yang digunakan adalah pendukung dalam melakukan pekerjaan   pembuatan preparat. Karena bila kurang bersih atau tidak lengkapnya peralatan akan menghambat atau mempengaruhi hasil penggunaan preparat.
2.    Bahan yang digunakan dalam kondisi yang segar. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil preparat dan berhubungan dengan bahan adalah:
-  menghindarkan kontaminasi dari berbagai kontaminan yang nantinya dapat menyebabkan pada rusaknya bahan yang akan dibuat preparat.
-  Proses fiksasi merupakan  perlakuan yang perlu dipertahankan karena keterlambatan maupun kekurangpahaman tentang fiksasi dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
-  Dalam pemrosesan diperlakukan bahan-bahan yang tepat, kesabaran dan juga ketelitian yang tinggi. Terutama dalam pemrosesan yang perlu diperhatikan adalah waktu pada masing-masing perlakuan harus benar-benar tepat.

I.          KESIMPULAN
1.      Pada hasil praktikum pembuatan preparat maserasi bisa dikatakan berhasil karena ditemukan sel-sel batang Capsicum frutescens L. yang berbentuk spiral.
  1. Ketelitian, kesabaran dan keterampilan sangat penting dalam pembuatan preparat maserasi batang Capsicum frutescens L.
  


DAFTAR PUSTAKA

Anton , 2009.Maserasi. (Online) http://www.wikipedia.com//ensiklopedia-bebas-berbahasa-indonesia  Diakses tanggal 9 Mei 2013
Cak mus, 2012. Capsicum frutescens. (Online) http://www.plantamor.com /index.php?plant=273 Diakses tanggal 9 Mei 2013
Wahyuni sri, 2008, Mikroteknik, UMM Press, Malang.
Wahyuni sri, 2013, Petunjuk Praktikum Mikroteknik, UMM Press, Malang.
Widia, 2008. Metode Maserasi pada Batang. http://www.research.co.id//metode–maserasi–pada–batang–tumbuhan.html Diakses tanggal 9 Mei 2013